Jumat, 09 April 2010

SEBAB DICIPTAKAN SETAN


Penayangan film setan/hantu, jika dikaitkan dengan peran setan, agaknya ini adalah salah satu daya upaya setan untuk merusak akidah umat manusia, agar manusia lebih takut kepada setan daripada kepada Allah, dan agar manusia mengabdi kepada setan demi kejayaan setan. Masalahnya, tayangan-tayangan setan tidak ditonton oleh mereka yang telah kuat imannya, melainkan oleh masyarakat dari berbagai lapisan umur dan kadar iman yang terbanyak masih memerlukan bimbingan. Bagi mereka ini, tayangan-tayangan itu sangat kontra produktif, bahkan bisa mendangkalkan iman mereka. Apakah ini tidak terpikirkan oleh insan pertelevisian kita?


Apa Itu Setan?
Setan (Syaithan) berasal dari kata kerja syathana yang mengandung arti menyalahi, menjauhi. Setan artinya pembangkang pendurhaka. Secara istilah, setan adalah makhluk durhaka yang perbuatannya selalu menyesatkan dan menghalangi dari jalan kebenaran (al-haq). Makhluk durhaka seperti ini bisa dari bangsa jin dan manusia, Allah berfirman, artinya


1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, 5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, 6. Dari (golongan) jin dan manusia. (QS An nas 1-6)


Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS Al An’aam 112)


Makhluk yang pertama kali durhaka kepada Allah adalah iblis. Maka iblis itu disebut setan. Keturunan iblis yang durhaka juga disebut setan
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari Keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." . (QS Al Baqarah 36)


Adam dan hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. yang dimaksud dengan syaitan di sini ialah iblis yang disebut dalam surat Al Baqarah ayat 34 di atas. Dan maksud Keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga
Yang dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), (QS An Nisaa 118)


Pada tiap-tiap manusia ada persediaan untuk baik dan ada persediaan untuk jahat, syaitan akan mempergunakan persediaan untuk jahat untuk mencelakakan manusia.


Dalam menggoda manusia, setan dari bangsa jin itu masuk ke dalam diri manusia, membisikkan sesuatu yang jahat dan membangkitkan nafsu yang rendah (syahwat). Selain menggoda dari dalam diri manusia, setan juga menjadikan wanita, harta, tahta, pangkat dan kesenangan duniawi lain sebagai umpan (perangkapnya, Dihiasinya Kesenangan duniawi itu dihiasinya sedemikian menarik hingga manusia tergoda, terlena, tertutup mata hatinya, lalu memandang semua yang haram jadi halal. Akhirnya manusia terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan/ kemungkaran. Maka manusia yang telah mengikuti ajakan setan, menjadi hamba setan, dalam al-Quran juga disebut setan, sesuai firman Allah yang artinya


"Dan (kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, (37) Dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. (38) (QS As shod 37-38)


Dan golongan (partai) mereka juga disebut golongan setan (hizbusy-syaithan), Allah berfirman yang artinya


"Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi. (QS Al Mujaadilah 19)


Baik setan dari bangsa jin maupun dari bangsa manusia terus menerus berupaya untuk menyesatkan manusia. mereka bahu membahu untuk menyebarkan kemungkaran dan kemaksiatan. Mereka kuasai berbagai media, termasuk televisi, mereka sebarkan kisah-kisah misteri dan kemaksiatan demi uang dan kesenangan duniawi tanpa peduli umat manusia rusak atau tidak akidahnya dan akhlaknya. Itulah sumpah setan di hadapan Allah untuk menggoda manusia dari berbagai sudut yang bisa mereka masuki. Dijelaskan dalam Al Qur'an, artinya:


Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS Al A’raaf 17)

HUKUM PENAYANGAN SETAN
Dalam Islam sangat jelas bahwa penayangan seperti itu diharamkan, karena:
Pertama, tayangan mistik seperti itu mempersubur kemusyrikan, membuat manusia lebih takut kepada setan, khurafat dan tahyul daripada takut kepada Allah. Padahal tidak ada yang bisa memberi manfaat dan mudharat di dunia ini kecuali hanya Allah


"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaKu, Apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaKu, Apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS Az Zumar 38)


tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Allah.
Kedua, tayangan mistik seperti itu adalah bentuk pembodohan masyarakat, hanya membuat bangsa semakin jumud dan terbelakang.
Ketiga, tayangan seperti itu sarat dengan praktek perdukunan. Dengan maraknya penayangan kisah-kisah mistik, maka praktek-praktek perdukunan juga semakin marak. Sedangkan perdukunan juga diharamkan dalam Islam.
Keempat, rezeki yang dihasilkan dari usaha yang diharamkan, maka rezeki itu juga haram dan tidak diberkahi Allah.


Oleh karenanya penayangan kemusyrikan itu mestilah dihilangkan karena tidak ada manfaatnya selain mudharat dunia-akhirat.


Hikmah Diciptakannya Setan
Al Quran menjelaskan, Allah SWT menciptakan alam semesta dan semua yang ada di dalamnya, satu pun tidak ada yang batil atau sia-sia

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran 191)


Oleh karena itu Allah menciptakan iblis atau makhluk yang disebut setan Itu, bila dilihat dari sisi nilai ibadah, pada hakikatnya juga ada hikmahnya.


1. Untuk menguji keimanan dan komitmen manusia beriman terhadap perintah Allah. Karena setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah pasti akan diuji


"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS An Kabuut 2)


Jika dengan godaan setan seorang mukmin tetap istiqamah dengan keimanannya, maka derajatnya akan ditinggikan oleh Allah dan hidupnya akan bahagia. Tetapi jika ia tergoda dan mengikuti ajakan setan, derajatnya akan jatuh, hina kedudukannya dan dipersulit hidupnya oleh Allah.


"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (30) Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. (QS Al Fushshilat 30-31)


2. Menguji keikhlasan manusia beriman dalam mengabdi kepada Allah,
Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan jin dan manusia tidak lain supaya mereka mengabdi kepada-Nya


Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Az Zhariat 56)


Kemudian setan datang menggoda manusia, membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan duniawi, membisikkan ke dalam hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya manusia lupa terhadap tujuan dan tugas hidupnya di dunia. Jika manusia tetap sadar akan tujuan dan tugas hidupnya di dunia, dia akan tetap ridha menjadi hamba Allah dan mengabdi kepada-Nya. Terhadap hamba Allah seperti ini, setan tidak akan rnampu menggodanya
Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS Al Hijr 40)
Mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.

Tetapi jika manusia tergoda, pada gilirannya ia akan menjadi hamba setan.


3. Untuk meningkatkan perjuangan di jalan Allah.


Sebab tanpa ada setan yang memusuhi kebenaran, maka tidak akan ada semangat perjuangan (jihad) untuk mempertahankan kebenaran. Sedangkan jihad di jalan Allah juga merupakan bukti penting manusia beriman dan ridha sebagai hamba Allah.


4. Allah hendak memberi pahala yang lebih besar kepada para hamba-Nya.


Semakin besar godaan setan kepada manusia dan dia mampu menghadapinya dengan baik, maka semakin besar pahalanya di sisi Allah


"Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (QS Al Imran 195)


Maksudnya sebagaimana laki-laki berasal dari laki-laki dan perempuan, Maka demikian pula halnya perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.


5. Agar manusia waspada setiap saat, selalu memperbaiki kesalahan, meningkatkan kualitas ibadah dengan bertaqarrub kepada Allah.


Karena setan senantiasa mengintai kelengahan manusia. Sekejap saja manusia lengah, setan akan masuk, lalu mengacaukan hati dan syahwat. Tapi orang yang selalu waspada, akan senantiasa ingat kepada Allah sehingga setan tidak punya kesempatan untuk mengganggunya.Jadi, bagi orang yang sudah kuat imannya, gangguan setan itu tidak akan merusak ibadahnya. tetapi malah mempertinggi kualitas iman dan ibadahnya.


Imam al-Ghazali pernah menyatakan; jika ingin melihat kesalahan/kelemahan kita, carilah pada sahabat karib kita, karena sahabat kitalah yang tahu kesalahan/ kelemahan kita. Jika kita tidak mendapatkannya pada sahabat kita, carilah pada musuh kita, karena musuh kita itu paling tahu kesalahan/kelemahan kita. Sifat musuh adalah selalu mencari kelemahan lawan untuk dijatuhkan.Demikian pula setan. la selalu mencari kesalahan/kelemahan orang-orang beriman untuk kemudian digelincirkan dengan segala macam cara.Nah, jika kita telah mcngetahui kesalahan/kelemahan kita, entah dari kawan, lawan, bahkan dari setan, lalu kita memperbaiki diri, insya Allah kita akan menjadi orang baik dan sukses. Jadi, kalau kita berpikir positif, ada juga hikmahnya setan itu buat orang-orang beriman.

PENYEMBUHAN SIHIR

Otak merupakan pengutama terhadap tubuh. Setiap indera manusia mempunyai pusat di otak, yang dari indera tersebut berbagai isyarat dikumpulkan dan diolah. Sehingga apabila seseorang terkena sihir penyakit, maka jin dari sihir itu telah berrsemayam di dalam otaknya, di tempat dimana dia diperintahkan oleh tukang sihir untuk tinggal. Lalu jin tersebut menetap di pusat pendengaran, penglihatan atau indera tangan atau kaki. Pada saat itu, anggota tubuhnya akan mengalami tiga keadaan, yaitu:

· Jin itu -dengan kekuasaan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala- akan menghalangi sepenuhnya pengiriman isyarat, sehingga anggota tubuh itu tidak berfungsi, dan akhirnya si penderita itu akan mengalami kebutaan, ketulian, kebisuan atau lumpuh.


· Jin itu -dengan kekuasaan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala- terkadang akan menghalangi berbagai isyarat, dan pada kesempatan yang lain dia akan membiarkan isyarat-isyarat itu sampai kepada anggota tubuh yang dituju, sehingga sesekali anggota tubuh itu tidak berfungsi tetapi pada kesempatan lain bisa berfungsi.


· Jin itu akan membuat otak memberi berbagai isyarat secara berturut-turut dengan cepat tanpa sebab, sehingga anggota tubuh menjadi kaku dan tidak dapat bergerak meski tidak terjadi kelumpuhan.


Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman tentang sihir, yang artinya: ".... Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Alloh....." (QS: Al-Baqarah: 102). Dengan demikianlah, Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah menetapkan bahwa mudharat yang mengenai orang yang tersihir itu berasal dari para tukang sihir, tetapi terjadi atau tidak, itu semua tergantung pada kehendak-Nya. Cukup banyak para dokter yang tidak mengetahui hal tersebut dan tidak membenarkannya. Tetapi setelah mereka saksikan sendiri terhadap berbagai keadaan, maka tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak membenarkan dan menolak perintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa.


Gelaja-Gejala Sihir Pembawa Penyakit

Sebagian gejala-gejala tersebut hampir sama dengan gejala-gejala sakit anggota tubuh. Perbedaan antara keduanya itu akan terlihat pada saat dibacakan ruqyah pada penderita. Jika pada bacaan ruqyah itu si penderita merasakan pusing, melayang-layang, sakit kepala dan gemetar pada bagian ujung tubuhnya atau adanya perubahan dalam tubuhnya, maka penyakit yang dideritanya adalah seperti yang telah disebutkan, dan jika tidak, berarti hanya penyakit tubuh biasa yang bisa diobati melalui para dokter.Berikut beberapa gejala-gejala sihir pembawa penyakit:
1. Sakit terus-menerus pada satu anggota tubuh.
2. Urat-urat menjadi kejang.
3. Lumpuh pada salah satu anggota tubuh.
4. Lumpuh total.
5. Tidak berfungsinya salah satu indera.


Pengobatan Sihir Pembawa Penyakit

Secara umum pengobatan sihir adalah:
· Bacakanlah pada si penderita ruqyah syar'i tiga kali (lihat bacaan ruqyah pada Al Qur'an dan Al Hadits sahih). Jika kesurupan sewaktu di ruqyah, maka jin yang ditugasi untuk menyihir akan berbicara melalui lidahnya. (Sebaiknya membaca buku yang berjudul asli Wiqaayatul Insan minal Jinni wasy Syaithan baik yang berbahasa arab ataupun terjemahan terpercaya yang telah beredar)


· Jika tidak kesurupan tetapi dia merasakan adanya beberapa perubahan ringan, maka terapkanlah beberapa hal berikut ini:
1. Rekamkan di satu kaset beberapa surat Al-Qur'an, yaitu Al-Faatihah, ayat Kursi, ad-Dukhaan, al-Jinn, surat-surat pendek, dan al-Mu'awwidzaat (al-Ikhlash, Al Falaq dan An Nas). Hendaklah dia mendengarkan kaset ini tiga kali sehari.
2. Bacakanlah ruqyah pada minyak jintan hitam dan perintahkan kepadanya agar dia memijatkannya pada dahinya dan bagian yang sakit pada pagi dan sore hari. Bacaan ruqyah yang dimaksud disini diantaranya adalah Al-Faatihah, Al-Mu'awwidzaat (al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Naas), Ayat 82 surat Al-Israa' dan beberapa bacaan doa.


Semuanya ini berlangsung selama 60 hari, jika dalam waktu itu penyakitnya bisa sembuh, maka yang demikian itu sudah cukup. Tetapi jika tidak sembuh juga, maka ruqyahlah sekali lagi, kemudian berikan arahan-arahan di atas untuk beberapa waktu yang menurut kita mencukupi dan sesuai kebutuhan.Pembahasan artikel ini memang tidak terlalu jelas dan rinci mengenai pengobatannya, namun semoga saja memberikan manfaat bagi kita semua. Akhirnya kita memohon kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’ala agar memberikan kepada kita taufik dan menjauhkan diri kita dari berbagai macam bentuk kesyirikan yang merupakan sebab kehancuran di dunia maupun di akhirat. Wallohu A’lam. (Sumber Rujukan: Ash-Shaarimul Battar fit Tashaddi lis Saharatil Asyraar; Wahid bin Abdissalam Baali)

KEGUNAAN ASAM JAWA

Sinonim: —
Familia: Leguminosae
Asam Jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna cokelat dengan rasa khan asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 – 5 yang berbentuk pipih dengan warna cokelat agak kehitaman.
Nama Lokal:
Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis), Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa).
Penyakit yang dapat Diobati
Asma, Batuk, Demam, Sakit panas, Rheumatik, Sakit perut, morbili, Alergi/ biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul, Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular bisa.
Pemanfaatan
Rata Penuh1. Asma
Bahan: 2 polong kulit pohon asam Jawa, adas pulawaras secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari
2. Batuk Kering
Bahan: 3 polong buah asam jawa, 1/ 2 genggam daun saga
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
3. Demam
Bahan: 1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1/2 liter air sampai mendidih, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
4. Sakit Panas
Bahan: 2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
Catatan: bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini
5. Rheumatik
Bahan: 1 genggam daun asam jawa, 2 – 3 biji asam jawa (klungsu = Jawa)
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus
Cara menggunakan dipakai untuk kompres bagian yang sakit
6. Sakit perut
a. Bahan: 3 polong buah asam jawa yang sudah masak, kapur sirih, minyak kayu putih secukupnya
Cara membuat: semua bahan dicampur sampai merata
Cara menggunakan: sebagai obat gosok, terutama pada bagian perut
b. Bahan: 3 polong buah asam jawa, 1 potong gula aren
Cara membuat: kedua bahan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
c. Bahan: 2 polong buah asam jawa, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 potong gula kelapa
Cara membuat: kunyit diparut, kemudian dicampur dengan bahan bahan lainnya dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
7. Morbili
Bahan: 1 – 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
Cara membuat: kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut dicampur sampai merata
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi penderita morbili
8. Alergi/ Biduren (Jawa)
Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam secukupnya, 1/4 sendok kapur sirih.
Cara membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
9. Sariawan
Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu jari, I potong gula kelapa
Cara membuat semua bahan direbus sampai tersisa 1 gelas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
10. Luka baru
Bahan: daun asam jawa secukupnya
Cara membuat: daun asam jawa dikunyah sampai lumat
Cara menggunakan: ditempelkan pada luka
11. Luka borok
Bahan: beberapa biji asam jawa (klungsu = jawa) Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus
Cara menggunakan: ditempelkan pada luka, kemudian ditutup dengan perban.
12. Eksim dan Bisul
Bahan: 1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom = jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
Cara membuat: kedua bahan ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.
13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah
Bahan: 3 – 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya
Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus
Cara menggunakan: bagian yang bengkak dibersihkan terlebih dahulu dengan kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih, kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji asam jawa tersebut.
Kandungan Kimia
Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang masak di pohon diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100 gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid serta pati.

Tips Anti Jerawat Tanpa Obat

Walau bentuknya kecil, jerawat punya efek yang besar. Kadang kita jadi malu pergi keluar, nggak percaya diri ketemu gebetan, sampai pusing kepala karena harus ke dokter kulit. Nah, biar jerawat nggak muncul di wajah, baca tips berikut ini!
Untuk punya wajah anti jerawat nggak harus pake perawatan full obat. Cara alami dan perubahan pola hidup juga terbukti ampuh untuk mengusir jerawat nakal.
1. Rajin-rajin pakai masker jerawat. Maskeran bukan kegiatan yang asing lagi terutama buat wanita. Masker madu adalah yang paling cocok untuk mengusir jerawat. Madu mengandung anti bakteri yang dapat menjadi pembunuh kuman dan menghilangkan jerawat kecil. Selain itu madu juga sangat lembut untuk kulit sensitif.
2. Cuci muka dua kali sehari. Selama satu hari kehidupan kita diisi oleh berbagai macam kegiatan. Debu, polusi, kotoran, dan. bakteri pastinya banyak menempel di wajah. Agar kotoran-kotoran tersebut nggak betah lama-lama di wajah kita yang mulus, jangan lupa cuci muka. Sebaiknya gunakan. sabun. anti jerawat yang berbahan dasar belerang.
3. Usir rambut dari wajah. Jika punya rambut panjang, ikat atau jepit sehingga tak menyentuh wajah. Karena berbagai kegiatan sehari-hari, rambut kita akan mengandung minyak dan kotoran. Kotoran dan minyak Yang menyentuh wajah pastinya bisa menjadi pemicu yang ampuh untuk memunculkan jerawat.
4. Minum Multi-vitamin. Selain karena kotor, jerawat juga menandakan adanya sesuatu yang tidak beres di dalam tubuh kita. Kesehatan kulit benar-benar tergantung pads asupan nutrisi yang masuk. Di tengah kesibukan yang padat, kadang kita lupa untuk memperhatikan makanan dan nutrisi apa yang masuk. Tubuh juga bisa ngambek lho! Caranya, mereka akan memproduksi sebum (semacam minyak) yang berlebihan sehingga menyumbat pori-pori. Reaksi tersebut selain akan memicu jerawat juga mengurangi kemampuan kulit menyembuhkan diri dan melawan bakteri.
5. Makan wortel. Makan Wortel untuk mendapatkan asupan beta karotin (vitamin A). Vitamin A ini bermanfaat untuk memperkuat serat-serat Yang melindungi kulit dan mencegah jerawat. Selain itu, vitamin A juga efektif untuk mengurangi produksi sebum. Intinya, vitamin A sangat bermanfaat untuk menjaga dan memperbaiki serat dan jaringan yang membentuk kulit. Fungsi lain dari vitamin A adalah sebagai anti oksidan yang akan menyingkirkan berbagai racun tubuh. Kekurangan vitamin A juga bisa menyebabkan jerawat.
6. Sebisa mungkin hindari kosmetik. Jika tak terlalu mendesak, hindari penggunaan kosmetik pads wajah. Menggunakan make-up akan menyumbat pori-pori wajah. Jika pori-pori wajah tersumbat maka pastinya akan menimbulkan noda hitam dan jerawat. Jika benar-benar perlu menggunakan kosmetik, sebisa mungkin cari kosmetik yang berbasis air.
7. Minum 8 gelas air sehari. Mungkin kedengarannya klise. Tapi kebiasaan ini benar-benar terbukti efektif untuk menyehatkan kulit. Air sangat bermanfaat untuk mendorong zat-zat tak berguna untuk keluar dari tubuh. Dengan minum air putih 8 gelas sehari, selain anti jerawat, Anda juga akan mendapatkan bonus kulit yang bersinar.
8. Jangan pencet jerawat. Jangan sentuh, tekan, atau ganggu jerawat yang ada di wajah Anda. Memang kadang-kadang orang sering tergoda untuk menekan jerawat besar yang mulai pecah. Tapi, cobalah tahan kebiasaan itu. Semakin sering memegang wajah, maka sebum dalam wajah akan semakin meningkat. Lagipula, ketika memencet jerawat, saat itu juga Anda merusak membran yang ada di bawah kulit. Kerusakan membran tadi akan menyebabkan sebum menyebar di balik lapisan kulit. Hasilnya, jerawat di wajah akan semakin meriah.
9. Cuci Bantal dan Seprai. Setiap hari wajah Anda pasti menempel di sarung bantal. Ketika sedang menempel di wajah, sarung bantal menyerap minyak dan wajah dan menempelkannya kembali ke maka Anda ketika tidur. Selain minyak, sarung bantal juga berisiko menghantarkan kuman, debu, dan berbagai kotoran kecil lain ke wajah. Jadi, demi wajah mulus tidak ada salahnya cuci sarung bantal setiap hari.

Kamis, 08 April 2010

obat maag tradisional

Gejala sakit maag adalah timbul karena makan tidak teratur, makan yang terlalu asam, kebanyakan makan yang manis, bisa juga karena stres. Sakit maag terasa pada lambung yang terasa perih, mual kadang-kadang kembung. Sakit maag bisa diobati secara tradisionil, yakni dengan cara meminum air rebusan campuran irisan kunyit dan kayu manis yang telah dicuci terlebih dahulu. Irislah 5 jari kunyit ukuran besar kira-kira 1 mm kemudian tambahkan 2 potong kayu manis kira-kira masing-masing 5 cm. Rebuslah dari 3 gelas menjadi 1 gelas dalam bejana yang tidak terbuat dari aluminium. Air rebusan dari bening akan berubah menjadi merah. Minumlah air rebusan tadi pada saat sakit maag terasa, harus habis 1 gelas. Dengan dirutinkan minum air rebusan tadi, insya Allah maag anda bisa sembuh. Namun ingat jika anda pernah mengalami maag, janganlah makan yang terlalu pedas, asam, jangan minum kopi, selain itu makanlah yang teratur dan biasakanlah pola hidup yang teratur agar jauh dari stres. Selamat mencoba.
Jika anda kesulitan mendapatkan kayu manis atau kunyit, bisa juga makan ketela pohon (singkong) yang mentah. Tetapi ingat jangan ketela pohon yang pahit. Ketika gejala sakit maag terasa, makanlah singkong mentah yang sudah dikupas dan sudah dicuci dengan air matang secukupnya.
Biasakanlah minum air putih yang hangat setelah bagun tidur, inipun akan mengurangi gejala sakit maag.

Obat Tradisional Maag adalah dengan Puasa

Obat tradisional maag ternyata adalah Puasa? Ya penyakit maag dapat diatasi dengan berpuasa saja. Tapi sayangnya kebanyakan orang tidak mau melakukannya karena takut jika sakit maag mereka akan kambuh.

Padahal dengan berpuasa sakit maag seseorang bisa sembuh. Mengapa demikian, mengapa puasa bisa menjadi obat tradisional?

Sebelumnya bagi yang belu tahu? penyakit maag adalah kumpulan rasa nyeri pada daerah epigastrium (ulu hati). Dan ternyata puasa dapat menjadi obat yang efektif

Ini beberapa alasan yang dikemukakan oleh berbagai ahli :

  • Saat berpuasa makan menjadi teratur (pagi dan sore)
  • Lebih mampu mengendalikan diri dan Pola hidup lebih teratur (kurang lebih 14 jam tanpa makan dan minum)
  • Mengurangi zat berbahaya ke tubuh seperti rokok, minuman soda, kopi dsb.

Tentu puasa sebagai obat penyakit maag bukan tanpa penelitian ilmiah!! Ini dibuktikan Seorang ilmuwan dari Perancis yang melibatkan 13 sukarelawan melaksanakan puasa. Dan ternyata terjadi perningkatan asam lambung pada minggu pertama puasa tetapi pada minggu kedua malah kembali normal.

Walau begitu supaya puasa benar-benar menjadi obat tradisional yang efektif dalam menyembukan penyakit maag. Ini beberapa hal juga yang harus dilakukan :

  • Berbuka dengan yang manis
  • Makan yang ringan terlebih dahulu
  • Hindari makanan yang berlemak, merusak dinding lambung (cuka, pedas), merangsang pengeluaran asam lambung (kopi, susu full krim), sulit dicerna (keju), mengandung gas (sawi) dsb.

Jika anda mau melakukan hal-hal diatas barulah puasa bisa menjadi obat tradisional yang efektif untuk mengobati penyakit anda. ya saya doakan supaya sakit maag anda cepat sembuh.

info obat alami

pinang
2007-09-25 14:55:00
Pinang(Areca catechu L।)BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, daun, sabut.KEGUNAAN: Biji (Binglang): - Cacingan: taeniasis, fasciolopsiasis. - Perut kembung akibat gangguan pencernaan. - Bengkak karena retensi cairan (edema). - Rasa penuh di dada. - Luka. - Batuk berdahak. - Diare. - Terlambat haid, Keputihan. - Beri-beri, edema. Malaria. - Memperkecil pupil mata (miosis) pada glaucoma.Daun: - Tidak napsu makan. - Sakit pinggang (lumbago).Sabut: - Gangguan pencernaan (dyspepsia). - Sembelit. - Edema dan beri-beri.PEMAKAIAN: Untuk minum: 5-10 g biji kering atau 5-10 g sabut, rebus. Pemakaian luar : Biji secukupnya direbus, airnya untuk mencuci luka dan infeksi kulit lainnya.CARA PEMAKAIAN: 1. Cacingan: 30 g serbuk biji pinang direbus dengan 2 gelas air, didihkan perlahan-lahan seiama 1 jam. Setelah dingin disaring, minum sekaligus sebelum makan pagi.2. Luka: Biji ditumbuk halus, untuk dipakai pada luka.3. Kudis: Biji pinang digiling halus, tambahkan sedikit air kapur sirih sampai menjadi adon...
1. Diabetes Melitus
2007-09-25 14:42:00
Petai Cina(Leucaena leucocephala, Lmk. de wit)Sinonim :Leucaena glauca, Benth.Familia :Mime1. Diabetes Melitus Bahan: Biji petai cina yang sudah tua dan kering; Cara membuat: digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan air panas (seperti membuat kopi). Cara Menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas dan dilakukan secara teratur.2. Cacingan Bahan: Biji petai cina yang sudah tua dan kering; Cara membuat: digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan ½ - 1 gelas air panas (seperti membuat kopi). Cara Menggunakan: diminum menjelang tidur malam.3. Meningkatkan gairah seks Bahan: 1 sendok petai cina, 1 sendok bubuk merica hitam, 2 butir kuning telur ayam kampung mentah dan 1 sendok madu; Cara membuat: semua Materials tersebut dioplos sampai merata Cara Menggunakan: diminum sekaligus4. Luka baru dan bengkak Bahan: daun...
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah.
2007-09-25 14:34:00
Kayu Putih(Meialeuca leucadendra L.)Sinonim := M. cajuputi, Roxb. = M. cumingiana et lancifolia Turcz. = M. minor Sm. = M. saligna B. = M. viridifolia, Gaertn. = Myrtus leucadendra, Linn, = M. saligna Gmel.Familia :BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah.KEGUNAAN:Daun:- Rematik.- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia).- Radang usus, diare, perut kembung.- Radang kulit.- Ekzema, sakit kulit karena alergi.- Batuk, demam, flu.- Sakit kepala, sakit gigi.- Sesak napas (asma)Kulit kayu: Lemah tidak bersemangat (neurasthenia). Susah tidur.PEMAKAIAN:Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus.Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.CARA PEMAKAIAN:1. Rasa lesu dan lemah, insomnia: Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. minum.2. Rema...
More About: Yang
Jambu Biji(Psidium guajava, Linn.)
2007-08-26 09:32:00
Jambu Biji1. Diabetes Mellitus Bahan: 1 buah jambu biji setengah masak Cara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore2. Maag Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar. Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.3. Sakit Perut (Diare dan Mencret) Bahan: 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari pagi dan sore.4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui Bahan: jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya. Cara menggunakan: dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.5. Masuk Angin Bahan: 10 lembar daun ...
Jahe(Zingiber officinale Rosc.)
2007-08-26 09:27:00
Jahe (Zingiber officinale Rosc।)
BAGIAN YANG DIGUNAKANRimpang.Kegunaan1. Asi.2. Batuk.3. Membangkitkan nafsu makan.4. Mulas.5. Perut kembung.6. Serbat.7. Gatal (obat luar).8. Luka (obat luar).9. Sakit kepala (obat luar).10. Selesma (obat luar).RAMUAN DAN TAKARANMulasRamuan:Jahe Merah (parut) 3 rimpangCara pembuatan: Diperas.Cara pemakaian: Diminum 3 kali sehari 1 sendok teh.Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari.SerbatRamuan:Jahe 1 rimpangBunga Cengkih 2 bijiBuah Kemukus 4 bijiBuah Cabai Jawa 3 bijiSereh 1 ruas jari tanganBiji Pala 1 / 5 butirDaun Jeruk Purut 1/2 lembarKulit Kayu Manis sedikitGula Aren secukupnyaAir 200 mlCara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.Lama pengobatan : Diulang selama 4 hari.ASIIkan dan udang baik sekali untuk melancarkan ASI. Kadang-kadang bayi rentan terhadap ASI yang berbau ikan atau udang. Untuk mencegah hal tersebut ibu menyusui harus makan lalap Jahe atau Kem...
Delima(Punica granatum L.)
2007-08-26 09:24:00
Delima(Punica granatum L।)BAGIAN YANG DIGUNAKANBagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya. Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit buah dapat digunakan segar atau setelah dikeringkan.INDIKASIKulit buah (shi flu pi) digunakan untuk:sakit perut karena cacing,buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri amuba),diare kronis,perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum,prolaps rektum,radang tenggorok,radang telinga,keputihan (leukorea)nyeri lambung.Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk:cacingan terutama cacing pita (taeniasis),batuk,diare.Bunga digunakan untuk:radang gusi,perdarahan,bronkhitis.Daging buah digunakan untuk:menurunkan berat badan,cacingan,sariawan, tenggorokan sakit, suara parau,tekanan darah tinggi (hipertensi),sering kencing,rematik (artritis),perut kembungBiji digunakan untuk:menurunkan demam, batuk,keracunancacin...
More About: Deli
Aren(Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.)
2007-08-26 09:23:00
Aren(Arenga pinnata (Wurmb।) Merr.)EGUNAANTuak/legen:-Sariawan.-Sembel it.Akar:-Batu ginjal.-Ruam kulit.RAMUAN DAN TAKARANBatu Ginjal:Ramuan:Akar Aren 2 gramDaun Keji beling 3 gramAkar Alang-alang 3 gramHerba Meniran 3 gramAir 20 mlCara pembuatan:Dibuat infus.Cara pemakaianDiminum 1 kali sehari, 100 ml.Lama pengobatan:Diulang selama 14 hari atau sampai bntu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan setelah batunya keluar berupa batu, pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun Kumis Kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.Sembelit dan Sariawan:Legen diminum seperti minuman segar lainnya.
Belimbing wuluh(Averrhoa bilimbi L.)
2007-08-26 09:17:00
Belimbing wuluh(Averrhoa bilimbi L।)
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah.KEGUNAAN:Bunga:- Batuk.- Sariawan (stomatitis)Daun:- Perut sakit. Gondongan (Parotitis).- Rematik.Buah:- Batuk rejan.- Gusi berdarah, sariawan.- Sakit gigi berlubang.- Jerawat. Panu.- Tekanan darah tinggi.- Kelumpuhan.- Memperbaiki fungsi pencernaan.- Radang rektum.PEMAKAIAN:Untuk minum: Lihat resep.Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal (pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu.CARA PEMAKAIAN:1. Pagel linu: 1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit.2. Gondongan: 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat yang sakit.3. Batuk pada anak. Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula s...
More About: Bing , Limb
Anting-anting(Acalypha australis Linn.)
2007-08-25 18:41:00
Anting-anting(Acalypha australis Linn।)BAGIAN YANG DIPAKAI:Seluruh tanaman, pemakaian segar atau kering.KEGUNAAN:1. Disentri basiler dan disentri amuba.2. Diare, anak dengan berat badan rendah (malnutrition) dan gangguan pencernaan.3. Muntah darah, mimisan, berak darah (melena), kencing darah (hematuria).4. Malaria.PEMAKAIAN :9 - 15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, direbus, minum.PEMAKAIAN LUAR:Herba segar dilumatkan, tempel atau direbus, airnya untuk cuci.Dipakai untuk bisul, koreng, luka berdarah, eczema, dermatitis,gigitan ular.CARA PEMAKAIAN:1. Dermatitis, eczema, koreng: Herba segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci di tempat yang sakit.2. Perdarahan, luka luar: Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan dan ditempel ke tempat yang sakit.3. Disentri amoeba: 30 - 60 gram tanaman kering (seluruh batang) direbus, sehari dibagi 2 kali minum, selama 5 - 10 hari.4. Diare, disentri basiler, muntah darah, mimisan, berak darah (melena),...
Alpokat(Persea gratissima Gaertn.)
2007-08-25 18:34:00
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji।KEGUNAAN:Daging buah :- Sariawan.- Melembabkan kulit kering.Daun:- Kencing batu.- Darah tinggi, sakit kepala.- Nyeri syaraf.- Nyeri lambung.- Saluran napas membengkak (bronchial swellings).- Menstruasi tidak teratur.Biji:- Sakit gigi.- Kencing manis.PEMAKAIAN,.Untuk minum: 3-6 lembar daun. Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.CARA PEMAKAIAN:1. Sariawan: Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk merata lalu dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh.2. Kencing batu: 4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.3. Darah tinggi : 3 lembar daun ...
Beluntas(Pluchea indica (L.) Less.)
2007-08-25 18:19:00
Beluntas(Pluchea indica (L।) Less.)
BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar/dikeringkan.KEGUNAAN :1. Menghilangkan bau badan.2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu makan.3. Menurunkan panas, peluruh keringat.4. Scabies.5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, direbus.CARA PEMAKAIAN:1. Gangguan pencemaan pada anak-anak: daun dicampurkan pada bubur saring/nasi tim.2. TBC kelenjar leher: - extra batang dan daun beluntas, extra gelatin dari kulit sapi, Laminaria japonica (rumput laut). Bahan-bahan ini ditim sampai lunak, Ialu dimakan. - Laminaria japonica (rumput laut)3. Nyeri rheumatik: 15 gr akar beluntas, direbus, minum.4. Menghilangkan bau badan: sebagai lalap.5. Peluruh keringat, menurunkan panas: Daun direbus, atau diseduh sebagai teh, minum
More About: Indica
Buah मकसर Brucea javanica [L.] Merr.)
2007-08-25 15:35:00
Buah Makasar(Brucea javanica [L।] Merr.)Nama Lokal :NAMA DAERAH Sumatera: dadih-dadih, tambar sipago, t। sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur. Jawa: kendung peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot, walot (Sunda), kwalot (Jawa). Sulawesi: tambara marica (Makasar). Maluku: nagas (Ambon). NAMA ASING Ya dan zi (C), false sumac, java brucea fruit (I). NAMA SIMPLISIA Bruceae Fructus (buah makasar).BAGIAN YANG DIGUNAKANBagian yang digunakan adalah buah। Setelah buah dikumpulkan, bagian yang keras dibuang untuk diambil isinya. Selain buah, daun dan akar juga berkhasiat sebagai obat.केगुनानINDIKASIBuah digunakan untuk pengobatan: malaria,disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp।, keputihan,wasir (hemoroid),cacingan (nematoda, taemia),papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi,kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit।Akar digunakan untuk pengobatan: mala...
Bidara Upas
2007-08-25 14:58:00
Bidara Upas(Merremia mammosa (Lour।) Hall.f.)Uraian :Tumbuh liar di hutan, kadang di tanam di halaman dekat pagar sebagai tanaman obat atau karena umbinya dapat dimakan. Tumbuh dengan baik di daerah tropik dari dataran rendah sampai ketinggian 250 m dpi. Tanaman ini mungkin didatangkan dari Philippine, merupakan tanaman merayap atau membelit yang panjangnya 3-6 m, batangnya kecil bila dipegang agak licin dan warnanya agak gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, berbentuk jantung, tepi rata, ujung meruncing, panjang 5-12 cm, lebar 4-15 cm, warnanya hijau tua. Perbungaan berbentuk payung menggarpu berkumpul 1-4 bunga, bentuknya seperti lonceng berwarna putih, panjang 7-8 cm, dengan 4 helai kelopak. Umbi berkumpul didalam tanah, mirip ubi jalar. Bila tanahnya kering dan tidak tergenang air serta gembur, beratnya dapat mencapai 5 kg atau lebih. Warna kulit umbinya kuning kecoklatan, kulitnya tebal bergetah warna putih, bila kering warnanya menjadi coklat. Perbanyakan dengan stek bata...

PENAMBAH ILMU

Dzikiran pemanggil Ilmu

أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لا إِلَهَ إِلا هُوَ

Dzikirkan ayat ini sesering mungkin secara rutin agar ilmunya semakin bertambah ilmu itu bias berupa apa saja yang bermanfaat yang bias datang kapan saja dari siapa saja dan media apa saja.

Semoga berhasil.

MATI

Belajar untuk Mati
Galang Lufityanto (www.galang.biz)
Kata kakek berjenggot putih itu, orang yang dicabut nyawanya sakitnya seperti diiris pedang seribu kali. Aku mengambil sebilah pisau, dan sedikit kugoreskan ke kulit tangan. Auh.., sakit...! Bibirku bergetar. Benarkah mati itu lebih sakit daripada ini?
Jadi aku seharusnya bisa lebih kuat.
Ah sedikit lagi..., batinku sambil menyayat bagian telapak tanganku dekat dengan pangkal jari. Darah keluar setitik, lalu membesar sedikit demi sedikit seperti air yang keluar dari permukaan tanah dan membentuk genangan. Baunya anyir. Aku meringis, sambil mengelapnya pada kain celanaku.
Sakit…..
Apakah mati harus sesakit ini? Atau jangan-jangan kakek itu hanya mengada-ada?
Tanganku masih menyisakan darah. Buru-buru kukulum untuk menghentikan darah keuar lagi. Sebenarnya luka ini tidak terlalu mengerikan. Setidaknya buatku. Bagaimanapun juga ini sama sakitnya kalau abah menampar pipiku bila aku tidak bisa mendapat uang banyak dari mengamen siang harinya.
Tapi mati serasa diiris seribu pedang? Jika perkataan kakek itu benar, berarti mati itu adalah masalah.
************
Pagi ini –dan seperti pagi-pagi lainnya– aku mengenakan kaos yang lusuh. Kali ini kaos kesayanganku, yang ada jahitannya di bagian lengan kanan. Bila aku memakainya biasanya akan dapat uang banyak.
Kuambil sandal jepit butut di dapur. Melewati kamar abah, aku berjingkit-jingkit tanpa menimbulkan suara. Penutup kamar bukanlah pintu, tapi sehelai kain tipis. Diterpa sinar matahari dari jendela yang mungkin lupa ditutup sejak tadi malam, aku bisa melihat bayangan abah –besar meringkuk di tempat tidur. Aku menghela napas lega.
Tapi….
1
Klutuk! Tanpa sengaja aku menyenggol botol bir kosong abah di lantai. Botol cap topi miring itu menggelinding, dan akan membentur dinding bila aku tidak cepat-cepat menahannya dengan tanganku.
Mati aku! Batinku menelan ludah. Telingaku menangkap dengkuran abah mereda. Ranjang berderik. Aku membayangkan abah tengah mengeliat sekarang. Dan tubuhku seakan menciut ditekan perasaan was-was yang berlebihan.
Satu detik. Dua detik, Aku bahkan takut pada bunyi desahan napasku. Seakan waktu berhenti di dekatku.
Lalu dengkuran abah mulai terdengar lagi.
Tak perlu menunggu kesempatan kedua atau kejaiban datang lagi, untuk segera pergi meninggalkan rumah. Aku menyambar kecrekan-ku, sebilah bambu sepanjang pergelangan tangan yang kupasangi tutup-tutup seng botol. Sehingga bila kugoyangkan, akan keluar bunyi crek-crek, yang akan mengiringi nyanyianku.
Aku tidak punya uang cukup untuk membeli gitar kecil, bahkan yang termurah sekalipun. Ah…, tapi biarlah! Toh aku memang tidak bisa menyanyi. Yang kulakukan hanya memasang muka memelas, dan orang-orang akan mengeluarkan recehnya.
Sebenarnya hanya tinggal berjalan lurus untuk sampai ke jalan besar. Lantas menunggu andhong atau becak yang akan pergi ke kota, dan aku akan ikut serta. Tapi entah aku masih penasaran dengan yang kemarin. Jadi kulangkahkan kakiku berbelok di sebuah gang kecil. Aku berharap kakek berjenggot putih itu ada di rumahnya.
Kampungku layaknya lahan kering di pinggiran kota. Tidak ada sawah yang hijau. Yang ada hanya rumah-rumah kecil dari triplek, pemuda-pemuda bertato yang kerjaannya hanya main ceki, dan lalat-lalat yang beterbangan.
Dalam jalanku, aku merenung. Mengingat-ingat ketika kakek itu merapikan rambutku yang kemerahan tersengat sinar matahari.
“Rambutmu bagus. Sayang kalau berantakan.” Kakek itu mengelus anakan rambutku.
Aku mencibir. “Tapi aku biasanya dapat uang banyak bila rambutku berantakan.” Kuacak kembali rambutku. Kakek itu hanya menghela napas dan mengangkat bahunya.
Seharusnya aku marah. Tapi anehnya, tidak. Tidak untuk kakek itu
Beberapa langkah lagi aku sampai di halaman rumah kakek itu, dari arah persimpangan di depanku muncul lima orang anak memotong jalan. Mereka pasti punya tujuan yang sama denganku, karena memang di sana tidak ada apa-apa kecuali rumah kakek itu.
Mereka menghentikan obrolannya ketika melihatku. Aku jadi salah tingkah. Mereka lalu berbisik-bisik. Entah tentang apa. Tapi tampaknya mereka sedang membicarakan diriku.
2
Aku baru sadar ketika melihat penampilanku sendiri. Kaos kumuh, tak kalah lagi kucelnya celanaku, dan masih ditambah sandal jepit yang warna pengaitnya saja sudah pudar. Diam-diam aku menyembunyikan kecekrekan-ku di belakang punggungku.
Mereka –meski usianya paling hanya terpaut satu tahun dariku– terlihat sungguh berbeda. Pakaiannya putih bersih, dan sarung yang dikenakan berwarna cemerlang. Topi bundar yang lucu menghiasi kepala mereka. Di tangan kanan mereka masing-masing membawa sebuah buku tebal, bukan….., lebih mirip kitab.
Bagus. Lha aku?!
Terpukul mundur dalam langkah-langkahku. Aku pergi meninggalkan tempat itu dengan segumpal perasaan kecewa. Setibanya di persimpangan kecil dekat gardu siskamling, aku berbelok. Namun tidak pergi. Sebaliknya aku menghentikan langkahku dan bersembunyi di balik gardu. Dari celah kayu, aku mengintip kelima anak itu.
Seperti dugaanku, mereka memang berniat menjumpai si kakek. Ketika mereka mengucapkan sesuatu, kakek itu muncul dari dalam rumah dengan senyumnya yang tulus. Ia mengenakan baju putih panjang dan juga topi bundar di kepalanya.
Mereka berlima mencium tangan kakek satu persatu.
Aku tersenyum kecut. Satu yang kemudian aku tahu. Aku bukan bagian dari mereka.
Cukup alasan untukku untuk pergi dari tempat ini.
******************
Sore ini kakek berjenggot putih itu mendatangiku. Aku kaget melihatnya berjalan menyisiri trotoar, dan lalu melambaikan tangannya serta memanggil namaku.
Aku menghampirinya, segera setelah menerima sekeping ratusan rupiah dari sopir sebuah mobil.
Kakek itu tampak heran ketika aku mencium tangannya. Itu membuatku sedikit was-was. Jangan-jangan aku salah berbuat. Tapi aku kan hanya meniru kelima anak yang kulihat pagi tadi.
Yang kutakutkan tidak terjadi. Kakek itu tersenyum. Leganya hatiku.
************
“Kamu tiap hari mengamen di sini?”
3
Aku mengangguk. Kuseruput sedikit teh panas. Kakek itu mengajakku ke angkringan. Kulihat kakek itu mencomot sepotong pisang goreng. Lalu menggumamkan sesuatu sebelum memasukkan ke mulutnya.
“Kakek sedang apa?”
“Berdoa,” kakek itu lantas melirik kepadaku. “Kenapa Kamu tanyakan itu?”
“Ah.., tidak apa-apa!” Aku merasakan pipiku memerah. Buru-buru kupalingkan wajahku.
“Kamu ingin bisa berdoa?”
Aku diam saja.
“Datanglah ke surau sekali lagi! Kakek akan senang sekali berjumpa denganmu di sana.”
Aku bahkan baru tahu rumah itu punya nama sendiri. Surau? Hehe..lucu….
“Tapi aku tidak punya baju putih.”
Kulihat kening si kakek mengernyit. Tapi lalu ia berkata, “Tidak perlu baju putih. Apa warna baju terbaikmu?”
Aku berpikir sedikit lama. “Biru.”
“Pakai yang itu saja.”
“Dan aku juga tidak punya topi bundar.”
Kakek itu tersenyum. Ia mengusap rambutku yang kemerahan seperti rambut jagung. Merapikannya. Kali ini kubiarkan saja, tanpa mengacaknya lagi.
“Bagiku Kamu sudah memakai topi bundar itu, Nak! Datang saja!”
Aku mengangguk bersemangat. Tapi lalu wajahku pucat lagi. Kakek itu menyadarinya. Ia bertanya padaku apa ada lagi yang menggangguku.
“Abah…” Ucapku pendek. Pendek namun sanggup membuat bulu kudukku merinding. “Abah akan memukulku kalau aku tidak membawa pulang uang banyak.”
Kakek itu menghela napas. “Aku akan coba membantu sebisanya.”
“Benar ya, Kek?” Mataku berbinar.
Ia menganggukkan kepala. Mantap sudah keputusanku. Dan akhirnya, setelah membayar makanan, ia langsung pergi meninggalkanku.
Kuikuti sosoknya pergi. Ia seperti cahaya. Cahaya redup, menyegarkan namun tidak menyilaukan mata.
Dan aku menginginkannya pula.
*************
4
Hari ini pagi-pagi sekali aku sudah bersiap. Pagi buta. Katanya sebelum matahari terbit lebih baik. Nanti kakek itu akan mengajariku sho.., eh apa namanya? Sholat?
Seperti biasa abah masih tidur. Aku berjingkit, menenteng sandal jepitku hingga ke pintu. Namun segera aku berbalik ketika menyadari aku kelupaan sesuatu. Aku bercermin. Tersenyum, sedikit malu. Untuk berbulan-bulan lamanya, baru kali ini aku berpakaian rapi. Juga rambutku kusisir. Sebetulnya aku masih bingung. Haruskah kusisir belah tengah, atau samping. Atau ahh….! Pusing!
Ketika aku berjalan, kemeja biruku berkibar ditiup angin. Dinginnya bukan main. Tapi itu tidak mematikan semangatku. Sementara itu langit masih gelap-terang ragu. Bulan tampak sepotong. Seperti buah semangka yang diiris.
Lagi-lagi aku bertemu kelima anak yang kutemui kemarin. Namun beda, kali ini mereka tersenyum melihatku.
Mereka mengenakan kemeja biru.
“Ahmad!” Terdengar kakek memanggil namaku. Aku kaget, kakek pun mengenakan kemeja warna biru. “Selamat datang!”
Belum lagi hilang rasa keterkejutanku, aku menyadari bahwa mereka semua tidak mengenakan topi bundar.
Sama denganku.
*************
Aku pulang ke rumah dengan hati riang. Di tanganku ada tas plastik berisi kemeja putih, pemberian kakek. Pintanya aku memakai ini bila pergi ke surau keesokan paginya.
Suara gemerincing uang di saku kemejaku. Tidak banyak, tapi paling tidak aku tidak perlu mengamen lagi. Kakek memberikannya padaku. Katanya ini dari infaq penduduk sekitar sini.
Kubuka pintu. Kaget setengah mati melihat abah duduk di ruang tamu. Tangannya menggenggam rokok lintingan. Wajahnya merah. Tampaknya ia dalam keadaan marah. Dan malangnya, ia kelihatan seperti menungguku.
“Darimana saja Kamu?! Aku ketemu Joni, katanya Kamu sudah jarang mangkal di tempat biasanya!”
Aku tergagu. Badanku merinding.
“Apa yang Kamu bawa itu?” Ia melihat tas plastik di tanganku. Kusembunyikan di belakang punggungku, tapi memang sudah terlambat.
5
Abah merebutnya, dan membukanya dengan paksa.
“Jangan, Abah!”
Abah tidak menggubrisku. “Oh, jadi ini yang Kamu lakukan akhir-akhir ini?” Abah mengangkat kemeja putih dan Al-Qur’an, kemudian mencampakkannya ke lantai. “Pantas saja uang bawaanmu jadi sedikit!”
“Tapi Abah….”
“Tidak ada tapi-tapian! Siapa yang mengajari Kamu seperti itu, heh? Dikiranya seperti itu kita bisa hidup apa? Mau makan darimana?” Abah mendorong keningku dengan telunjuknya. “Pakai otakmu, Dungu!”
Aku mulai terisak. Takut.
“Lalu mana pesananku?” Suara abah meninggi.
Aku menggeleng lemah. Bibirku gemetar. Sudah sampai yang terburuk.
“Mana, heh?! Kausimpan di mana?”
“Ahmad tidak be.. li…. Orang Islam ti..dak boleh minum bi…irr..,” ujarku terbata-bata
“Apa?!” Dan tangan abah menyambar pipi kiriku. Belum lagi puas, pipi kananku menjadi sasaran juga. “Katakan siapa yang sudah meracuni otakmu itu, Heh? Akan kubunuh dia!”
Aku tidak berani berucap. Bibirku kukunci rapat. Bila perlu kugigit lidahku agar tak ada kata terucap. Biarlah berdarah.
“Jangan-jangan si kyai keparat itu!”
Aku kaget. Bagaimana abah bisa tahu?
Abah tampaknya melihat raut mukaku berubah. “Benar kan dugaanku? Akan kuberi pelajaran dia!” Ia beranjak dari kursinya. Tangannya menyambar parang yang selama ini tergantung di dinding ruang tamu sebagai hiasan. Tapi aku tahu, parang itu sebenarnya bukan sekedar parang hiasan.
Aku menghambur. Bersimpuh memegangi kakinya. “Ampun! Jangan Abah sakiti kakek! Jangan, Abah!”
“Apa-apaan Kamu ini?!” Abah berusaha melepaskan cekalan tanganku. “Lepaskan kataku!” Ia menampar wajahku. Pipiku sampai lebam, dan rasanya seperti mati rasa. Lalu lengannya yang besar membetot tanganku agar melepaskan kakinya.
Tapi aku tidak mau melepaskannya!
“Anak jahanam!!” Abah kehilangan kesabaran. Ia mengambil sebotol bir kosong di lantai.
Aku mendengar suara angin berkesiut menuju ke arah kepalaku. Suaranya mengerikan. Membuat bulu kudukku berdiri. Tapi itu tidak lama karena semuanya langsung gelap di mataku.
6
**************
“Ahmad buka mata! Eh, dia sudah siuman.”
Meskipun tampak berbayang, kulihat Anton, Manto, Tamrin, Sugi, dan Totok berdiri mengerumuniku. Mereka adalah teman baruku yang kudapat dari mengaji di surau kakek.
Di depan sana, kulihat sosok kakek duduk bersandar ke dinding. Raut wajahnya capek. Tapi ia tetap tersenyum di tengah kulit bibirnya yang keriput demi melihatku telah sadar.
“Di di..mana…aku ?” Terbata-bata aku terucap. Heran, sepertinya bibirku pun terasa berat untuk kugerakkan. Dan nyeri di kepalaku karuan membuatku sedikit mengeluh.
“Kamu di rumah sakit,” ujar Sugi.
Nyeri luar biasa. Kepalaku, auh!! Rasanya seperti ditusuk-tusuk. Seluruh badanku meremang. Sepertinya aku tidak kuasa atas tubuh ini lagi. Semua badanku kaku tidak bisa digerakkan.
“Ka kek….., Abaah?”
“Abahmu ditangkap polisi…”
“Aa…aabaah….,” isakku pelan. Tapi segera aku berhenti. Karena untuk menangis pun tubuhku terasa sakit.
Anton memegangi tanganku. “Kamu bisa tinggal dengan kami. Kamu tidak perlu takut disakiti lagi.”
Aku mencoba menoleh sedikit. Leherku…. Aku mengeluh.
“Kek.., ma…mati… itu sakit kah?”
Kelima temanku membisu. Kakek tidak berkata apa-apa. Di matanya tergenang air mata.
“Sa…sakit ya….” Keluhku.
“Ahmad, jangan berkata seperti itu. Kamu pasti akan sembuh. Lalu kita bisa main kelereng seperti dulu lagi. Aku janji akan membagi kelerengku lebih banyak.”ujar Anton
Kuangkat jemariku. Bergetar dan sakit sekali. Tanganku seperti menggantung di udara. Cepat-cepat disambut oleh Anton yang menggenggam erat jemariku. Ia kelihatan kaget merasakan tanganku sudah sedemikian dinginnya.
“Te…terima ka…sih…” Aku tersenyum. Dan sebutir air mataku mengalir di antara pipiku yang memar.
Aku mendengar suara langkah-langkah kaki menuju kamar ini. Mendekat, namun terdengar semakin menjauh. Memang aku tak bergerak, namun rasanya diriku seperti dibopong pergi. Suara samar itu kemudian menjelma jadi sosok-sosok putih yang muncul dari pintu. 7
Mereka mengerubungiku. Aku sudah tidak bisa lagi mengenali wajah mereka, karena mata ini rasanya tidak sabar ingin menutup.
“Kritis, Suster! Cepat harus kita bawa….”
Hanya itu yang dapat kutangkap di telingaku. Juga lantunan doa kakek yang seperti meninabobokan aku.
Sedetik terasa sangat berharga. Satu-satunya yang terngiang di telingaku adalah perkataan kakek. Orang yang dicabut nyawanya sakitnya seperti diiris pedang seribu kali
Seperkian detik kemudian kulalui. Rasanya lama sekali ku menunggu. Mempersiapkan diri untuk menghadapi yang terburuk dari yang paling buruk. Diiris dengan pedang.
Hingga hembusan angin datang, sejuk, memadamkan jiwaku. Aku mati.
Meninggalkan sebuah senyum. Senyum beku yang seakan ingin mengatakan sesuatu.
Kakek bohong……, mati tidak sakit.
-------oo-------
2 Agustus 2002
8

AL-FATIHAH

Tafsir Surah Al Fatihah

(Pembukaan)

Surat Makiyyah

Ayat 1 – 7

Pendahuluan

Disebut Al Fatihah artinya pembukaan kitab secara tertulis. Dan dengan Al Fatihah itu dibuka bacaan dalam shalat. Anas Bin Malik meriwayatkan: Al Fatihah itu disebut juga Ummul Kitab menurut jumhur ulama. Dalah hadist Shahih diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abu Hurairah : ia menuturkan, Rasulullah sholallhu ‘alaihi wasallam bersabda : {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} adalah Ummul Qur’an, Umml Kitab, As Sab’ul matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang) dan Al Qur’anul ‘Adzhim.

Surat ini disebut juga dengan sebutan Al hamdu dan ash Salah. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam, dari Rabb-nya :”Aku membagi shalat antara diriku dengan hambaku dua bagian, jika seseorang mengucapkan {Alhamdulillahir rabbil ‘Alamin} maka Allah berfirman: ‘Aku telah dipuji hambaku.’

Al Fatihah disebut ash shalah, karena alafatihah itu sebagai syarat sahnya shalat. Selain itu Al fatihah disebut juga asy syifa. Berdasarkan hadist riwayat Ad Darimi dari Abu sa’id, sebagai hadist marfu’ : fatihatul Kitab itu merupakan As Syifa (penyembuh) dari setiap racun.’

Juga disebut ar ruqyah berdasarkan hadist Abu Sa’id yaitu ketika menjampi (ruqyah) seseorang yang terkena sengatan (binatang), maka Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Darimana engkau tahu bahwa Al fatihah itu adalah ruqyah.”

Sural Al Fatihah diturunkan di Mekah. Demikian dikatakan Ibnu Abbas, Qatadah dan Abu al ‘Aliyah. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa surat ini turun di madinah. Ini pendapat abu Hurairah, Mujahid, Atha bin Yasar, dan Az Zuhri. Ada yang berpendapat Surat Al Fatihah turun dua kali, sekali turun di Makkah dan yang sekalai lagi di Madinah.

Pendap pertama lebih sesuai dengan Firman Allah “Sesungguhnya Kami telah berikan kepdamu sab’an minal matsani (tujuh ayat yang berulan-ulang).” (QS Al Hijr: 87) Wallahu ‘alam.

Dan surat ini, secara sepakat terdiri dari tujuh ayat. Hanya saja terdapat perbedaan dalam masalah basmalah, apakah sebagai ayat yang berdiri sendiri pada awal surah Al Fatihah, sebagaimana kebanyakan para qurra’ Kuffah, dan pendapat segolongan sahabat dan Tabi’in. Atau bukan sebagai ayat pertama dari surat tersebut, sebagaimana yang dikatakan para qurra’ dan ahli fiqih madinah. Dan mengenai hal ini terdapat tiga pendapat, yang isnyaAllah akan di bahas pada pembahasa berikutnya.

Mereka mengatakan “Surat Al fatihah terdiri dari 25 kata dan 113 huruf.” Al Bukhari mengatakan bahwa dalam awal kitab Tafsir, disebutkan Ummul Kitab, karena Al fatihah ditulis pada permulaan Al Qur’an dan dibaca pada permulaan shalat. Ada juga yang berpendapat, disebut demikian karena seluruh makna Al Qur’an kembali kepada apa yang di kandungnya.

Ibnu jarir mengatakan : orang arab menyebut “Umm” untuk semua yang mencakup atau mendahului sesuatu jika mempunyai hal-hal lain yang mengikutinya dan ia sebagai pembuka yang meliputinya. Seperti Umm Al ra’a, sebutan untuk kulit yang meliputi otak. Mereka menyebut bendera dan panji tempata berkumpulnya pasukan dengan ‘umm’.

Keutamaan Surah Al Fatihah

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa’id bin al Muhalla, ia berkata “Aku pernah mengerjakan shalat, lalu Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam memanggilku, tetapi aku tidak menjawabnya, hingga aku menyelesaikan shalat. Setelah itu aku mendatangi beliau, maka beliaupun bertanya: ‘Apa yang menghalangi kamu datang kepadaku? Maka akau menjawab :Ya Rasululla, sesungguhnya aku tadi sedang mengerjakan shalat, lalu beliau bersabda: ‘Bukankah Allah ta’ala telah berfirman : ‘Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada yang memberikan kehidupan kepadamu. (QS Al Anfal:24). Dan sesdah itu beliau bersabda: Akan aku ajarkan kepadamu suatu surat yang paling agung didalam Al Qur’an sebelum engkau keluar dari Masjid ini. Mak beliaupun penggandeng tanganku. Dan ketika belaiu hendak keluar Masjid, aku katakana : ya Rasulullah engkau tadi telah berkata akan mengjarkan kepadaku surat yang paling agung di dalam Al Qur’an. Kemudian beliau menjawab : Benar, { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ia adalah as Sab’ul matsani dan Al Qur’an al ‘Adzhim yang teah diturunkan kepadaku. Demikian juga yang diriwayatkan oleh Bukhori, Abu Dawud, An Nasai dan Ibnu Majah melalui beberapa jalur dari Syu’bah.

Sedangkan segolongan lainnya berpendapat bahwasannya tidak ada keutamaan suatu ayat atau surat atas yang lainnya, karena semuanya merupakan Firman Allah. Supaya hal itu tidak menimbulkan dugaan adanya kekurangan pada ayat lainnya, meski semuanya itu memiliki keutamaan. Pendapat ini dinukil oleh Al Qurthubi dari Al Asy’ari, Abu Bakar al baqilani, Abu Hatim, Ibnu Hibban Al Busti, Abu hayyan, Yahya bin Yahya, dan sebuah riwayat dari Imam Malik.

Ada hadist yang diriwayatkan olehh Bukhari daam kitab Fadhailu Qur’an, dari Abu Sa’id al Khudri, ia berkata: Kami pernah beada dalam suatu perjalanan, lalu kami singgah, tiba-tiba seorang budak wanita datang seraya berkata: Sesungguhnya kepala suku kami tersengat, dan orang-orang kami sedang tidak berada ditempat, apakah diantara kalian ada yang bisa menjampi (ruqyah)? Lalu ada seorang laki-laki yang bersamanya berdiri, yang kami tidak pernah menyangka bisa meruqyah. Kemudian orang itu membacakan ruqyah, maka kepala sukunya pun sembuh. Lali ia (kepala suku) menyuruhnya memberi tigapuluh ekor kambing sedang kami diberi minum susu. Setelah ia kembali, kami bertanya kepadanya: Apakah memang engkau pandai dan bisa meruqyah? Ia menjawab : Aku tidak meruqyah kecuali dengan Ummul Kitab. (Al Fatihah). Jangan berbuat apapun hingga kita datang dan bertanya kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam. Ketika sampai di Madinah kami menceritakan hal itu kepada Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau bersabda: Darimana dia tahu kalau surat Al Fatihah itu sebagai ruqyah?, bagi-bagikanlah kambing-kambing itu dan berikan satu bagian kepadaku.” Demikian juga diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud.

Hadist lainnya, riwayat Muslim dalam Kitab Shahih an Nasai dalam kitab Sunan dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ketika Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam sedang bersama Malaikat Jibril, tiba-tiba Jibril mendengar suara dari atas. Maka Jibril mengarahkan pandangannya kelangit seraya berkata : Itu adalah dibukannya sebuah pintu di langit yang belum pernah terbuka sebelumnya.” Ibnu Abbas meneruskan, “dari pintu turun Malaikat dan kemudian menemui Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata : “Samapaikanlah kabar gembira kepad aumatmu mengenai dua cahaya. Kedua cahaya itu telah diberikan kepadamu, dan belum pernah sama sekali diberikan kepada seorang nabipun sebelum kamu, yaitu Fatihatul Kitab dan beberapa ayat terakhir surat Al Baqarah. Tidakkah engkau membaca satu huruf saja darinya melainkan akan diberi pahala kepadamu.”

Apakah selain al Fatihah ada surat tertentu yang harus dibaca, atau cukup Al Fatihah saja?

Bacaan dalam surah Al Fatihah menurut kesepakat ulama merupakan sesuatu yang wajib, namun demikian mereka berbeda pendapat menegani apakah selain alfatihah ada surat tertentu yang harus dibaca, atau cukup Al fatihah saja.

Mengenai hal ini ada dua pendapat. Pertama : Menurut Abu hanifah, pada pengikutnya dan juga yang lainnya, bacaan Al qur’an itu tidak ditentukan. Surat atau ayata anapun yang dibaca akan memperoleh pahala. Merek berhujjah dengan keumuman firman Allah : “Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Qur’an” (QS: Al Muzzamil:20)

Dan sebuah hadist yang terdapat dalam Sahih Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah mengenai kisah seseorang yang kurang baik dalam mengerjakan shalatnya, bahwa Rasulullah pernah bersabda: “ Jika engkau mengerjakan shalat, maka bertakbirlah, lalu bacalah apa yang mudah bagimu dari al Qur’an.”

Menururt mereka Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam memerintahkannya untuk membaca yang mudah dari Al Qur’an dan beliau menentukan bacaan Al faatihah atas surat lainnya. Ini adalah pendapat yang kami pilih.

Kedua: Diharuskan membaca al Fatihah dalam shalat. Jika sesorang tidak membaca al Fatihah maka shalatnya tidak sah. Ini adalah pendapat Imam Malik, Imam Asy Syafi’I , Imam Ahmad bin Hanbal, para sahabat mereka serta Jumhur ‘ulama.

Pendapat mereka ini disandarkan pada hadist sebagai berikut. ‘Barangsiapa mengerjakan shalat, lalu tidak membaca Ummul Kitab didalamnya, maka shalatnya tidak sempurna.” (HR Muslim, at Tirmidzi, An Nasai dan Abu Dawud dari Abu Hurairah dari Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam)

Selain itu mereka juga berdalil dengan sebuah hadist yang terdapat dalam Sahih Bukhori dan Muslim, dari Az Zuhri, dari mahmud bin az Rabi’, dari Ubadah bin ash Shamit, ia berkata Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab.”

Dan juga diriwayatkan dalam Shahih Ibnu Khuzaimah dan Sahih Ibnu Hibban, dari Abu Hurairah, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Tidak sah shlat yang di dalamnya tidak dibacakan Ummul Qur’an.

Hadist-hadist mengenai sangat banyak dan terlalu panjang jika kami kemukakan di sini tentang perdebatan mereka. Dan kami telah kemukakan pendapat mereka masing-masing.

Apakah bacaan Al Fatihah wajib dilakukan pada setiap raka’at dalam shalat?

Hal inipun ada perbedaan pendapat, Imam asy syafi’I dan sekelompok ulama berpendapat bahwa bacaan al Fatihah wajib dilakukan pada setiap rakaat dalam raka’at. Sedangkan ulama lainnya mengatakan, bacaaan al Fatihah itu hanya pada sebagian besar ra’kaat.

Hasan al Bashri dan mayoritas ulama Basrah mengatakan, bacaan al Fatihah itu hanya wajib dalam satu rakaat saja pada seluruh shalat, berdasarkan kemutlakan hadist Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam, diaman dia bersabda “ Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab.”

Sedangkan Abu Hanifah dan para sahabatnya, at Tsauri serta al Aizai berpendapat, bacaan al Fayihah itu buka suatu hal yang ditentukan (diwajibkan), bahkan jika sesorang membaca selain al Fatihah, maka ia tetap mendapatkan pahala. Hal itu didasarkan pada firman Allah “Maka bacalah olehmu aoa yang mudah bagimu dari al Qur’an. (QS al Muzzammil:20)

Apakah makmum berkewajiban membaca Al Fatihah?

Mengenai hal ini terdapat tiga pendapat dikalangan para ulama;

Pertama: Setiap makmum tetap wajib membaca al Fatihah sebagaimana imam, hal itu didasarkan kepada keumuman hadist.

Kedua: Tidak ada kewah=jiban membaca al fatihah atau surat lainnya bagi makmum sama sekali, baik dalam shalat jahr maupun shalat sirr (perlahan bacanya). Hal itu didasarkan kepada hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal, dari Jabir bin ‘Abdullah, bahwa Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa shalat bersama seorang imam, maka bacaan imam itu adalah bacaan unutk makmum juga.”

Namun hadist ini memiliki kelemahan dalam sanadnya. Dan diriwayatkan oleh Imam Malik dari Wahab bin Kaisan, dari Jabir, juga diriwayatkan dari beberapa jalan namun tidak satupun yang berasal dari Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam. Wallahu’alam.

Ketiga: Al Fatihah wajib dibaca oleh makmum dalam shalat sir (tidak dikeraskan), dan tidak wajib baginya membaca dalam shalat jahr (bacaan dikeraskan). Hal ini berdasarkan hadist dari Abu Musa Al Asy’ari dalam Sahih Muslim, ia berkata Easulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ Sesungguhnya imam itu dijadikan ikutan, jika ia bertakbir maka hendaklah kalian bertakbir, dan jika ia membaca (Al Fatihah.Surat Al Qur’an) maka dengarkanlah.”

Hadist tersebut diats diriwayatkan juga oleh para penyusun kitab Sunnan, yaitu Abu Dawud, an Nasai, dan Ibnu Majah yang berasal dari Abu Hurairah bahwa Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ”jika imam membaca (al fatihah atau Qur’an) maka dengarkanlah.” Hadist ini dinyatakan shahih oleh Muslim bin Hajjaj. Kedua hadist diatas menunjukan kesahihahn pendapat ini yang merupakan qoulun qadim Imam asy-Syafi’i, dan satu riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal. Dan maksud dari pengangkatan masalah-masalah tersebut diatas adalah unutk menjelaskan hokum-hukum yang khusus berkenaan dengan Surat al-Fatihah dan tidak berkenaan dengan surat-surat lainnya.

Tafsir isti’adzah dan Hukum-hukumnya

Allah Ta’ala berfirman :

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ , إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ , وَإِذَا بَدَّلْنَا آيَةً مَكَانَ آيَةٍ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مُفْتَرٍ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْلَمُونَ

Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (QS an-Nahl : 98-100)

Yang masyuhur dikalangan jumhur ulama bahwa isti’azdah dilakukan sebelum membaca al-Aqur’an unutk mengusir gangguan syaitan. Menurut mereka ayat yang berbunyi “Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk” artinya jika kamu hendak membaca. Sebagaiman firman Allah

إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ

Artinya : “apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu” . (QS al-Maidah : 6), artinya jika kalian bermaksud mendirikan shalat.

Penafsiran seperti itu berdasarkan beberapa hadist dari Rasulullah saw, Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu sa’id al Khudri, ia berkata jika Rasulullah saw hendak mendirikan shalat malam, maka beliau membuka shalatnya dan bertakbir seraya mengucapkan :

سبحانك اللهم وبحمدك، وتبارك اسمك، وتعالى جدك، ولا إله غيرك " . ويقول: " لا إله إلا الله " ثلاثًا، ثم يقول: " أعوذ بالله السميع العليم، من الشيطان الرجيم، من هَمْزه ونَفْخِه ونَفْثه "

Subhaanakallahumma wabihamdika, watabaarakas muka wata’ala jadduka, walaa ilaaha ghoiruk. Dan membaca { لا إله إلا الله} tiga kali, kemudian membaca A’udzubillahis sami’il ‘aliim minasy syaithoonir rajiim, min Hamzihi, wa nafkhiHi, wa nafsiHi.”

Artinya: Mahasuci Engkau, Ya Allah dan segal puji bagi-Mu. Maha Agung nama-Mu dan Maha Tinggi Kemulia-anMu. Tidak ada Tuhan/ilah yang haq melainkan Engkau. Dan membaca { لا إله إلا الله} tiga kali, kemudian membaca Aku berlindung kepada Allah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui dari Syaithan yang terkutuk, dari godaanya, iupannya, dan hembusannya.

Hadist ini diriwayatkan juga oleh empat penyusun Kitab as Sunan dari ja’far bin Sulaiman, dari “ali bin ‘Ali ar Rifa’i. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadist ini adalah hadist yang paling masyhur dalam masalah ini. Dan kata { هَمْز/ Hamz}, {نَفْخِه} nafkh ditafsirkan sebagai kesombongan serta {نَفْثه} Nafst ditafsirkan sebagai sya’ir.

Bukhori meriwayatkan dari sualaiman bin Shurad, ia berkata : Ada dua orang yang saling mencela di hadapan rasulullah saw, sedang kami duduk dihadapan beliau. Salah seorang dari keduanya mencela lainnya dalam keadaan marah dengan wajah yang memerah, maka Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku akan mengajarkan suatu kalaimat yang jika ia mengucapkannya, niscaya akan hilang semua yang dirasakannya itu. Jika ia mengucapkan {أعوذ بالله من الشيطان الرجيم } , kemudian para sahabat berkata kepada orang itu: Tidakkah engkau mendengar apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw ? Orang itu menjawab: Sesungguhnya aku bukanlah orang yang tidak waras.

Hadist diatas juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dan an-Nasai, melalui beberap jalur sanad dari al-A’masy.

Pengertian Isti’adzah

Isti’adzah berarti permohonan perlindungan kepada Allah dari setiap kejahatan. Jadi {أعوذ بالله من الشيطان الرجيم } berarti aku memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk agar tidak membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku, atau menghalangiku untuk mengerjakan apa yang telah Dia perintahkan. Atau agar ia tidak menyuruhku mengerjakan apa yang Dia larang, karena tidak ada yang mampu mencegah godaaan syaitan itu kecuali Allah.

Oleh karena itu Allah memerintahkan manusia agar menarik dan menbujuk hati syaithan jenis manusia dengan cara memberikan sesuatu yang baik kepadanya hingga dapat berubah tabiat dari kebiasaaanya yang mengganggu orang lain. Selain itu, Allah juga memerintahkan untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari syaitan jenis jin, karena dia tidak menerima pemberian dan tidak dapat dipengaruhi oleh kebaikan. Tabiat mereka jahat dan tidak dapat yang mencegahnya dari dirimu kecuali Rabb yang menciptakan.

Inilah makna yang terkandung dalam tida ayat al Qur’an, yaitu

{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ }, artinya : Jadilah engaku pemaaf dan suruhlah orang menegrjakan kebaikan dan berpaling dari orang-orang bodoh. (QS: al-A’raaf: 199). Makna ayat ini berkenaan dengan muamalah terhadap musuh dari kalangan manusia.

Kemudian Allah berfirman

{وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} artinya: Dan jika kamu ditimpa suatu godaan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS: al-A’raaf: 200)

Sedangkan dalam suraat Al Mu’minun, Allah berfirman:

ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ السَّيِّئَةَ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَصِفُونَ, وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ, وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ

Artinya: Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku." (QS al Mu’minun: 96-98)

Dalam bahasa arab, kata syaithan berasal dari kata Syathon, yang berarti jauh. Jadi tabiat syaithan itu sangat jauh dari tabi’at manusia, dank arena kefasikannya dia sangat jauh dari segala macam kebaikan.

Ada juga yang mengtakan bahwa syaitan itu berasal dari kata “Syatha” artinya terbakar, karena ia diciptakan dari apai. Dan ada juga yang mengtakan bahwa kedua makna tersebut adalah benar, tetapi makna pertama lebih benar.

Menurut Sibawaih, bangsa Arab biasa mengatakan “Tasyaithona Fulan”, jika sifulan berbuat seperti perbuatan syaitan. Jika kata syaithan itu berasal dari kata “Syatha” tentu mereka mengatakan “tasyaitha”. Jadi menurut pendapat yang benar kata syaithan itu berasal dari kata “Syathana” yang berarti jauh. Oleh karena itu mereka menyebut syaithan untuk setiap pendurhaka, baik jin, manusia, maupun hewan.

Berkenaan dengan hal ini, Allah Ta’ala berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Artinya: Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (QS al An’am: 112)

Dalam Musnad Ahmad, disebutkan hadist dari Abu Dzarr, Rasulullah saw bersabda :”Wahai Abu Dzarr, mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaithan-syaithan jenis manusia dan jin.” Lalu aku bertanya, Apakah ada syaithan dari jenis manusia? Rasulullah menjawab “ya”.

Dalam shahih Muslim disebutkan, dari Abu Dzarr, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: “yang dapat membatalkan shalat adalah wanita, keledai dan anjing hitam.” Kemudian kutanyakan: “Ya, Rasulullah, mengapa anjing hitam dan buka anjing kemerahan atau kekuningan? Beliau menjawab: “Anjing hitam itu adalah syaithan”.

Kata “ar-rajiim” berwazan fa’il (subjek), tapi bermakna maf’ul (objek) berarti bahwa syathan itu terkutuk dan terusir dari semua kebaikan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: {وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ}artinya : Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan. (QS al-Mulk: 5)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.

افتتح بها الصحابةُ كتاب الله، واتّفق العلماء على أنها بعض آية من سورَة النمل، ثمّ اختلفوا: هل هي آية مستقلة في أوّل كل سورة، أو من أول كل سورة كتبت في أوّلها، أو أنها بعض آية من أوّل كل سورة، أو أنها كذلك في الفاتحة دون غيرها، أو أنها [إنما] كتبت للفصل، لا أنها آية؟ على أقوال للعلماء سلفًا وخلفًا، وذلك مبسوط في غير هذا الموضع.

Para sahabat membuka Kitabullah dengan membacanya. Dan para ulama bersepakat bahwa ia (bismillah) merupakan salah satu ayat dari surah an-Naml. Kemudian mereka berselisih pendapat apakah basmalah itu ayat yang berdiri sendiri pada awal setiap surat, atau merupakan bagian awal dari masing-masing surat dan ditulis pada pembukaannya. Ataukah juga merupakan salah satu ayat dari setiap surat atau bagian dari surat al-Fatihah saja dan bukan surat-surat lainnya. Ataukah basmalah yang ditulis dimasing-masing surat itu hsnys untuk pemisah antara surat saja, dan merupakan ayat. Ada beberapa pendapat dikalangan ulama baik salaf maun khalaf, dan bukan disini tempat unuk menjelaskan itu semua.

وفي سنن أبي داود بإسناد صحيح، عن ابن عباس، رضي الله عنهما، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان لا يعرف فصل السورة حتى ينـزل عليه ( بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ) وأخرجه الحاكم أبو عبد الله النيسابوري في مستدركه أيضًا

Dalam Sunan Abu Dawud dengan sanad Shahih, dari Ibnu Abbas radhiAllahu’anhuma, bahwasannya Rasulullah saw tidak mengetahui pemisah surat al-Qur’an sehingga turun kepadanya { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}, dan dikeluarkan juga oleh Imam Hakim Abu Abdillah an-Naisaburi dalam Kitab Mustadraknya.

Diantara ulam yang mengtakan bahwa basmalah adalah ayat dari setipa surat kecuali at-Taubah, yaitu Ibnu Abbas, ‘Umar, Ibnu az Zubair, Abu Hurairah, ‘Ali. Dan kalangan tabi’in ‘Atha, Thawus, Sa’id bin Jubair, Makhul dan az Zuhri.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Abdullah bin al-Mubarak, Imam asy-Syafi’I, Ahmad bin Hanbal, Ishak bin Rahawaih, Abu ‘Ubaid al Qasim bin Salam.

Sedangkan Imam Malik dan Abu Hanifah beserta para pengikutnya berpendapat bawa basmalah itu bukan merupakan ayat dari surah al-Fatihah, tidak juga surat-surat lainnya. Nmaun menurut Dawud, basmalah terletak pada awal setiap surat dan bukan bagian darinya. Demikian pula menurut satu riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal.

Mengenai bacaan basmalah secara jahr (dikeraskan bacaannya) termasuk bagian dari perbedaan pendapat diatas. Mereka berpendapat bahwa basmalah itu bukan ayat dari surah al-Fatihah, maka ia tidak membacanya secara jahr. Demikian juga yang mengtakan bahwa basmalah adalah suatu ayat yang ditulis pada awal setiap surat.

Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa basmalah termasuk bagian dari setiap surat, masih berbeda pedapat. Imam Asy Syafi’i, berpendapat bahwa basmallah itu dibaca secara jahr bersama al-Fatihah dan juga surat al-Qur’an lainnya. Inilah madzhab beberapa sahabat dan tabi’in serta para imam, baik salaf maupun khalaf.

وفي صحيح البخاري، عن أنس بن مالك أنه سئل عن قراءة رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: كانت قراءته مدا، ثم قرأ ( بسم الله الرحمن الرحيم ) يمد بسم الله، ويمد الرحمن، ويمد الرحيم

Dalam kitab sahih Bukhori, diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa ia pernah ditanya mengenai bacaan dari Nabi saw, maka ia menjawab: bahwasannya bacaan beliau itu sesuai dengan panjang dan pendeknya, kemudian Anas membaca “bismillahirrahmanirrahim” dengan memanjangkan bismillah, kemudian “ar-rahmaan dan ar-rahiim.

Dalam Musnad Ahamd, Sunan Abu dawud, Shahih Ibnu Khuzaimah dan Mustadrak Imam Hakim, yang diriwayatkan dari Ummu Salamah, ia berkata Rasulullah saw memutus-mutus bacaannya, bismillahirrahmanirrahii, alhamdulillahir rabbil ‘alamin , ar-rahmanir rahiim, maliki yaumiddin. Dan Imam ad-Daruqutni berkata : “sanad hadist ini shahih.”

Dan ulama lainnya berpendapat bahwa basmallah tidak dibaca secara jahr didalam shalat. Inilah riwayat yang benar dari empat Khulafaur Rasyidiin, Abudullah bin Mughaffal, beberapa golongan ulama salaf maupun khalaf. Hal ini juga menjadi pendapat Abu Hanifah, atz-Tsauri, dan Ahmad Bin Hanbal.

Dan menurut Imam Malik basmalah tidak dibaca sama sekali, baik secara jahr maupun sir. Mereka mendasarkan pada hadist yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim, dari ‘Aisyah berkata: Rasulullah saw membuka shalat dengan takbir dan bacaan al-hambulillahir rabbil’alamin.”

Juga hadist dari kitab Bukhori dan Muslim dari Ans bin Malik, ia menceritakan :”Aku pernah shalat di belakang Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Ustman, mereka semua membuka shalat dengan bacaan al-hambulillahi Rabbil ‘alamiin.

Dan juga dalam riwayat Mulism :”Mereka tidak menyebutkan Bismillahirrahmanirrahiim pada awal bacaan dan tidak juga pada akhirnya. Hal ini juga terdapat pada kitab sunnan, yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mughaffal.

Demikianlah dasar-dasar pengabilan pendapat para imam mengenai masalah ini dan tidak menjadi perbedaan pendpaat, karena mereka telah sepakat bahwa shalat bagi orang yang men-jahr-kan atau yang men-sir-kan basmallah adalah sah. Al-hamdulillahirobbil ‘alamiin.

Keutamaan Basmalah

Membaca basmalah disunnahkan pada saat mengawali setiapa pekerjaan. Disunnahkah juga padasaat hendaka masuk ke kamar kecil. Hal itu sebagaimana disebutkan dalah hadist. Selain itu, basmalah juga disunnahkan untuk dibaca di awal wudhu, sebagaimana dinyatakan dalam hadits marfu; dalam kitab Musnad Ahmad dan kitab-kitab sunnan, dari Abu Hurairah, Sa’id bin Zaid dan Abu Sa’id, Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak sempurna wudhu bagi orang yang tidak membaca nama Allah padanya.” (Hadist in hasan)

في صحيح مسلم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لربيبه عمر بن أبي سلمة: "قل: باسم الله، وكل بيمينك، وكل مما يليك"

Dalam shahih Muslim disebutkan : Bahwasannya Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada ‘Umar bin Abi Salamah: “Bacalah, bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang dekat darimu.”

Meski demikian diantara ulama ada yang mewajibkannya. Disunnahkan pula membacanya ketika hendak berjima’ (berhubungna intim) berdasarkan hadist dalam kitab sahih Bukhori dan Muslim, dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Rasulullah bersabda:

"لو أن أحدكم إذا أتى أهله قال: باسم الله، اللهم جنبنا الشيطان، وجنب الشيطان ما رزقتنا، فإنه إن يقدر بينهما ولد لم يضره الشيطان أبدًا"

Seandainya sesorang diantara kalaian hendak mencampuri dengan istrinya, hendakla membaca “Bismillah, Allahumma jannibnasy syaithaana, wajannibisy syaithaana maa razaqtanaa, (dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engaku anugerahkan kepada kami), maka jika Allah menakdirkan anak melalui hubungan keduanya, maka anak itu tidak akan diganggu syaitan selamanya.”

Lafazh (Allah) merupakan nama untuk Rabb. Dikatakan bahwa Allah adalah al-ismul a’zham (nama yang paling Agung), karena nama itu menyandang segala macam sifat, sebagaimana firmna Allah :

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ

Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS Al Hasyr: 22)

Dengan demikian semua nama-nama yang baik itu menjadi sifat-Nya. Dalam kitab sahih Bukhori dan Muslim diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"إن لله تسعة وتسعين اسما، مائة إلا واحدًا من أحصاها دخل الجنة"

Artinya: “Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, barangsiapa yang dapat menghafalnya maka ia akan masuk surga.”

Nama Allah merupakan nama yang tidak diberikan kepada siapapun kecuali diri-Nya, yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Oleh karena itu dalam bahasa Arab tidak diketahui dari kata apa nama-Nya itu berasal. Maka diantara para ahli nahwu ada yang menyatakan bahwa nama itu (Allah) adalah ismun kamid, yaitu nama yang tidak memiliki kata dasar. Al-Qurtubi mengutif hal itu dari sejumlah ulama diantaranya asy-syafi’I, al-Khatthabi, Imamul Haramain, al Ghazali, dan lain-lain.

Dari al-khalil dan Sibawaih diriwayatkan bahwa “Alif” dan “lam” dalam kata “Allah” merupakan suatu yang lazim (tak terpisahkan). Al Khatthabi mengatakan: “Tidakkah anda menyadari bahwa anda dapat meyerukan “ Ya Allah dan tidak dapat menyerukan “Ya Arrahmaan”. Jika kata “Allah” bukan kata yang masih asli, maka tidak boleh memasukan huruf nida (seruan) terhadap “alif” dan “lam”. Ada juga yang berpendapat bahwa kata “Allah” itu merupakan kata dasar.

{الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} merupakan dua nama dalam bentuk mubalagah yang berasal dari satu kata ar-rahmah. Namun kata ar-rahman lebih menunjukan makna lebih daripada kata ar-Rahiim.

وقال القرطبي: والدليل على أنه مشتق ما خرجه الترمذي وصححه عن عبد الرحمن بن عوف، أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "قال الله تعالى: أنا الرحمن خلقت الرحم وشققت لها اسمًا من اسمي، فمن وصلها وصلته ومن قطعها قطعته"

Berkata al-Qurthubi : Dan ini merupakan dalil yang menunjukan bahwa nama ini (ar-Rahman) adalah musytaq[i], sebagaimana diriwayatkan oleh at Tirmidzi dan sahih dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiAllahu ‘anhu bahwa ia pernah mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Aku adalah ar-Rahman, Aku telah menciptakan rahim. Aku telah menjadikan untuknya nama dari nama-Ku. Barangsiapa yang menyambungnya, maka Aku akan menyambungnya. Dan barangsiapa memutuskannya maka Akupun akan memutuskannya.”

Ini merupakan nash bahwa nama tersebut adalah musytaq, karena itu tidak diterima pendapat yang menyalahi dan menentangnya.

قال أبو علي الفارسي: الرحمن: اسم عام في جميع أنواع الرحمة يختص به الله تعالى، والرحيم إنما هو من جهة المؤمنين، قال الله تعالى: وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

Artinya: Berkata Abu ‘Ali al Farisi: “ar-Rahman merupakan nama yang bersifat umum meliputi segala bentuk rahmat, nama ini dikhusukan bagi Allah semata. Sedangkan ar Rahim, memberikan kasih saying hanya kepada orang-orang beriman. Allah Ta’ala berfirman :”Dan Dia-lah yang Maha Penyayang kepada orang-orang berimana” (al Ahzab : 43)

وقال ابن المبارك: الرحمن إذا سئل أعطى، والرحيم إذا لم يسأل يغضب، وهذا كما جاء في الحديث الذي رواه الترمذي وابن ماجه من حديث أبي صالح الفارسي الخوزي عن أبي هريرة، رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "من لم يسأل الله يغضب عليه"

Dan berkata Ibnu Mubarak : ar Rahman yaitu jika dimintai, maka Dia akan memberi, sedangkan ar Rahim, jika permohonan tidak diajukan kepada-Nya maka Dia akna murka. Sebagaimana hadist dalam riwayat at Tirmidzi dan Ibnu Majah dari hadist Ibnu Sholih al Farisi al Khuzi dari Abu Hurairah radhiAllahu ‘anhu, ia berkata, bersabda Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam “Barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah maka Dia akan murka kepadanya”.

Nama { الرَّحْمَنِ} hanya dikhusukan unutk Allah saja, tidak diberikan kepada selain diri-Nya, sebagaimana firman Allah Ta’ala

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى

Artinya: Katakanlah : Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kalian seru, Dia mempunyai al-Asmaul Husna. (QS al-Israa : 110)

Oleh karena ini ketika dengan sombongnya, Musailamah al Kadzdzab menyebut dirinya dengan sebutan Rahman al Yamamah, maka Allahpun memakaikan padanya pakaian kebohongan dan membongkarnya, sehingga ia tidak dipanggil melainkan dengan sebutan Musailamah al-Kadzdzab.

Sedangkan mengenai { الرَّحِيمِ}Allah Ta’ala pernah meyebutkan kata itu untuk selain diri-Nya. Dalam firman-Nya Allah menyebutkan:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Artinya: Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangan menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu. Aman belas kasihan lagi penyanyang terhadap orang-orang mu’min. (QS at Taubah : 128)

Dapat disimpulkan bahwa diantara nama-nama Allah itu ada yang disebutkan untuk selain diri-Nya, tetapi ada juga yang tidak disebutkan unutk selain diri-Nya, misalnya nama Allah, ar Rahman, al Kholiq, ar Razaq dan lain-lainnya. Oleh karena itu Dia memulai dengan nama Allah dan meyifati-Nya dengan ar Rahman, karena ar Rahman itu lebih khusu daripada ar Rahiim.

IsyaAllah bersambung : Tafsir Surah al Fatihah ayat 2 الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam (QS. Al-Fatihah :2)

Al Qur’an as-sab’ah (tujuh ahli qiro’ah) membacanya dengan memberi harakat dhommah pada huruf dal padal kalimat alhamdulillah, yang merupakan mubtada (subjetk) dan khabar (predikat).

Abu Ja’far bin Jarir mengatakan : al-hamdulillah berarti syukur kepada Allah Subhana wata’ala dan bukan kepada sesembahan selanin-Nya, bukan juga kepada mahluk yang telah diciptakannya, atas segala nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang tidak terhingga jumlahnya, dan tidak seorang pun selain Dia yang mengetahui jumlahnya. Berupa kemudahan berbagai sarana untuk menta’ati-Nya dan anugerah kekuatan fisik agar dapat menunaikan kewajiban-kewajiban-Nya. Selain itu, pemberian rizki kepada mereka di dunia serta pelimpahan berbagai nikmat dalam kehidupan yang sama sekali mereka tidak memiliki hak atas hal itu, juga sebagai peringatan dan seruan kepada mereka akan sebab-sebab yang dapat membawa kepada kelanggengan hidup di surga tempat segala kenikmatan abadi. Hanya bagi Allah segala puji baik di awal maupun di akhir.

Ibu Jarir mengatakan “Alhamdulillan merupakan pujian yang disampaikan Allah untuk diri-Nya. Didalamnya terkandung perintah kepada hamba-hamban-Nya agar mereka memuji-Nya. Seolah-olah Dia mengatakan “Ucapkanlah, Alhamdulillah”.

Lebih lanjut Ibnu Jarir menyebutkan “Telah dikenal dikalangan para ulama muta-akhhirin, bahwa al-Hamdu adalah pujian melalui ucapan kepada yang berhak mendapatkan pujian disertai penyebutan segala sifat-sifat baik yang berkenaan dengan dirinya maupun berkenaan dengan pihak lain. Adapun Asy Syakru tiada lain kecuali dilakukan terhadap sifat-sifat yang berkenaan dengan selainnya, yang disampaikan melalui hati, lisan, dan anggota badan.

Namun demikian, mereka berbeda pendapat mengenai mana yang lebih umum, alhamdu atau asy-syukru. Mengenai hal ini terdapat dua pendapat. Dan setelah diteliti antara keduanya terdapat keumuman dan kekhususan. Alhamdu lebih umum dari pada asy-syukru, karena terjadi pada sifat-sifat yang berkenaan dengan diri sendiri dan juga pihak lain, misalnya anda katakana: “Aku memuji-Nya (Al-hamdu) karena sifatnya yang kestaria dan karena kedermawanannya. Tetapi juga lebih khusus, karena hanya bisa diungkapkan melalui ucapan, perbuatan dan juga niata. Tetapi lebih khusus, karena tidak bisa dikatakan bahwa aku berterimakasih kepadanya atas sifatanya yang kesatria, namun bisa dikatakan aku berterimakasih kepadanya atas kedermawanan dan kebaikannya kepadaku.

Diriwayatkan dari al Aswad bin Sari’, beliau berkata: :Aku bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam: Ya Rasulullah, maukah engkau aku bacakan puji-pujian yang dengannya aku memuji Rabb-ku, Allah Tabaarakta wa ta’ala, maka beliau bersabda: Tentu saja, sesungguhnya Rabb-mu menyukain pujian (al-hamdu).” (HR Imam Ahmad dan an-Nasai-i)

Diriwayatkan oleh Abu ‘Isa, at Tirmidzi, an Nasai dan Ibnu majah dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baiknya dzikir adalah kalimat “Laa ilaha illallaah, dan sebaik-baiknya do’a adalah Al Hamdulillah.”

Menurut at-Tirmidzi, hadist ini hasan gharib. Dan diriwayatkan oleh Ibnu majah dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah shalallahi ‘alahi wasallam “Allah tidak menganugerahkan suatu nikmat kepada seorang hamba, lalu ia mengucapkan “Alhamdulillah, melainkan apa yang diberikan-Nya itu lebih baik dari pada yang diambil-Nya.”

“Alif” dan “Lam” pada kata “alhamdu” dimaksudkan unutk melengkapi bahwa segala macam jenis dan bentuk pujian itu hanya untuk Allah semata.

“Ar- Rabbi” adalah pemilik, penguasa dan pengendali. Menurut bahasa, kata Rabb ditujukan kepada tuan dan kepada yang berbuat untuk perbaikan, semuanya itu benear bagi Allah Ta’ala. Kata ar-Rabb tidak digunakan untuk selain dari Allah kecuali jika disambung dengan kata lain setelahnya, misalnya “Rabbud Daari” (pemilik rumah). Sedangkan kata ar-Rabb secara mutlak hanya boleh digunakan untuk Allah Subhana wa Ta’ala.

Ada yang mengatakan bahwa ar-Rabb itu merupakan nama yang agung, sedangkan “Al ‘Alamiin” adalah bentuk jamak dari kata “’Alimuun” yang berarti segala sesuatu selain Allah. “ Lafazh “’Alamun” merupakan bentuk jamak yang tidak memiliki mufrad (bentuk tunggal) dari kata itu. Sedangkan misalnya “al-‘Awaalimu” berarti berbagai macam makhluk yang ada dilangit, bumi, daratan maupun laiutan.

Bisyr bin ‘Imarah meriwayatkan dari Abu Rauq dari Adh Dhahak, dari Ibnu Abbas: “Alhamdulillahi robbail ‘alamiin” artinya segala puji bagi Allah pemilik seluruh yang ada di langit dan di bumi serta apa yang ada di antara keduanya, baik yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui.

Az-Zajjaj mengatakan : “al-‘aalamu” berarti semua yang diciptakan oleh Allah di dunia dan di akhirat. Sedangkan Al Qurtubi mengatakan: “Apa yang dikatakan az-Zajjaj itulah yang benar, karena mencakup seluruh alam (dunia dan Akhirat)

Menurut penulis (ibnu Katsir) “al-‘aalamu” berasal dari kata “al-alaa matu” karena alam merupakan bukti yang menunjukan adanya Pencipta serta ke-Esa-an-Nya. Sebagaimana Ibmu al Mu’taz pernah mengatakan :”Seungguh mengherankan, bagaimana mungkin seorang bisa mendurhakai Rabb, atau mengingkari-Nya, padahal dalam setiap segala sesuatu terdapat untuk-Nya yang menunjukan bahwa Dia adalah Esa.”

الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Arrahmaanirr rahiim (QS 1: 3)

Artinya: Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ }: mengenai pembahasannya telah dikemukakan dalam pembahasan basmalah, sehingga tidak perlu diulang lagi.

Al Qurtubhi mengatakan : “Allah menyifati diri-Nya dengan ar-Rahman ar-Rahim setelah Rabbul ‘alamin, untuk meyelingi anjuran (targhib) sesudah peringatan (tarhib), sebagaimana yang di Firmankan-Nya:

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الألِيمُ

Artinya: “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih.” (QS. Al-Hijr : 49-50)

Juga Firman Allah lainnya :

إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: Sesungguhnya Rabb-mu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-An’aam : 165)

Selanjutnya Al Qurtubhi menjelaskan : ar-Rabb merupakan peringatan, sedangkan ar-Rahman ar-Rahim merupakan anjuran. Dalam Shahih Muslim, disebutkan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Sholallahu ‘alahi wasallam, bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " لو يعلم المؤمن ما عند الله من العقوبة ما طمع في جنته أحد ولو يعلم الكافر ما عند الله من الرحمة ما قنط من رحمته أحد "

Artinya: “Seandainya seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada pada sisi Allah, niscaya tidak seorangpun yang bersemangat untuk meraih surga-Nya. Dan seandainya orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, niscaya tidak akan ada seorang pun yang berputus asa untuk mendapatkan rahmat-Nya.

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Yang Menguasi Hari Pembalasan (QS. 1:4)

Sebagian qurra’a membaca “مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ” dengan meniadakan alif huruf mim. Sementara sebagian qurra’a lainnya membaca dengan menggunakan alif setelah mim menjadi “مَالِكِ”. Kedua bacaan itu benar dan mutawatir dalam qira’ah sab’ah.

مَالِكِ ” berasala dari kata “al-mulku/kepemilikan”, sebagaimana firman-Nya

إِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الأرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ

Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kami lah mereka dikembalikan. {QS. Maryam : 40)

Sedangkan “Malikun” berasal dari kata “al-mulku” sebagaimana firman-Nya

لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. [al- Mu’min : 16]

Pengkusan kerajaan pada hari pembalasan tersebut tidak menafikan kekuasaan Allah atas kerajaan yang lain. (kerajaan Dunia), karena telah disampaikan sebelumnya bahwa Dia Rabb semesta alam. Dan kekuasaan-Nya ini bersifat umum di dunia maupun di akhirat. Ditambahkan kata “yaumid din” (hari pembalasan), kaena pada hari itu tidak ada seorang pun yang dapat mengaku-ngaku sesuatu dan tidak juga dapat berbicara kecuali dengan seidzin-Nya, sebagaimana firman Allah:

يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لا يَتَكَلَّمُونَ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا

Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. [an-Naba: 38]

Hari pembalasan berarti hari perhitungan bagi semua makhluk, disebut juga hari kiamat. Mereka diberi balasan sesuai dengan amalnya. Jika amalnya baik maka balasannyapun baik, jika amalnya buruk, maka balasannyapun buruk kecuali bagi yang diampuni.

Pada hakikatnya “al-Malik” adalah nama Allah sebagaimana firman-Nya

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ

Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera. [al-Hasyr : 23]

Dalam Sahih Bukhori dan Sahih Muslim, diriwayatkan, hadist marfu’ dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Julukan yang paling hina disisi Allah adalah seorang yang menjuluki didrinya malikul Amlak (Raja-diraja), karena tidak ada Raja (Malik) yang sebenarnya kecuali Allah”

Dan dalam kitab yang sama juga dari Abu Hurairah, ra, rasulullah sholallahu ‘alahi wasalam, bersabda : “Allah [pada hari kiamat] akan menggemgam bumi dan melipat langit dengan tangan-Nya, lalu berfirman : “akulah Raya (yang sebenarnya), dimankah raja-raja bumi, dimanakan mereka yang merasa perkasa itu, dan dimana orang-orang yang sombong.

Sedangkan di dalam al Qur’an disebutkan

لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. [al-Mu’min : 16]

Adapun penyebutan malik selain kepada-Nya di dunia hanyalah secara majaz (kiasan) saja, tidak pada hakikatnya sebagaiman Allah pernah mengemukakan

إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا

"Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". [al-Baqarah: 247]

Kemudian kata “ad-diin” dalam lafazh “Maalikiyauminddin” berarti ari pembalasan atau perhitungan. Allah SWT berfirman:

يَوْمَئِذٍ يُوَفِّيهِمُ اللَّهُ دِينَهُمُ الْحَقَّ

Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, [an-Nur : 25], dan juga Allah berfirman :

أَئِنَّا لَمَدِينُونَ

apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan?" [ash-Shaafaat: 53]

Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda : “ orang yang cerdik adalah yang mau mengoreksi dirinya dan berbuata untuk (kehidupan) setelah kematian.” (HR Tarmidzi dalam kitab al-Qiyamah, dan ia meng-hasankannya. Juga Ibnu majah dalam Kitab az-Zuhud dan Ahmad dalam Al Musnad)

Artinya : ia akan senantiasa menghitung-hitung dirinya, sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Umar bin Khattab:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا وَتَأَهَّبُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَر عَلَى مَنْ لَا تَخْفَى عَلَيْهِ أَعْمَالُكُمْ . " يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَة "

“Hisablah diri kalian sebelum kalian di hisab, dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang. Dan bersiaplah menghadapi hari yang besar, yakni hari diperlihatkannya (amal seseorang), sementara semua amal kalian tidan tersembunyi dari-Nya. Allah berfirman : Pada hari itu kalian dihadapkan (kepada rabb kalian), tiada sesatupun dari keadaaan kalian yang tersembunyi (bagi-Nya).” [QS. Al- Ahaqqa: 18)

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (QS. 1 : 5)

Para ahli qiraa’at sab’ah dan jumhurul ‘ulama membacanya dengan memberikan tasydid pada huruf ya’ pada kata “إِيَّاكَ”. Sedangkan kata “نَسْتَعِينُ” dibaca dengan memfathahkan huruf “nun” yang pertama. Menururt bahasa, kata ibadah berarti tunduk dan patuh. Sedangkan menurut syari’at, ibadah berarti ungkapan dari kesempurnaan cinta, ketundukan dan ketakutan.

Didahulukan maf’ul (objek) yaitu kata “iyyaka”, dan setelah itu diulangi lagi, adalah merupakan tujuan mendapatkan perhartiam dan juga sebagai pembatasan. Artinya “ Kami tidak beribadah keculai kepada-Mu., dan kami tidak bertawakal kecuali hanya kepada-Mu. Dan inilah puncak kesempurnaan keta’atan. Dan agama itu secara keseluruhan kembali kepada kedua makna diatas.

Yang demikian itu seperti kata sebagaian ‘ulama terdahulu, bahwa surat al-Fatihah adalah Rahasia Al Qur’an, dan rahasia al-Fatihah terletak pada ayat :

{ِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} artinya “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.

Pengalan pertama, yakni “Hanya kepada-Mu kami beribdahah” merupakan pernyataan berlepas dari kemusrikan, sedangkan pada pengalan kedua, yaitu “Hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan” merupakan sikap berlepas diri dari upaya dan kekuatan serta meyerahkan urusannya hanya kepada Allah Subhana wata’ala saja.

Makana seperti ini tidak hanya terdapat dalam satu ayat al-Qur’an saja, seperti firman-Nya :

فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Artinya: “maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan” (Qs. Hud 123)

Dalam ayat tersebut terjadi perubahan bentuk dari ghaib (orang ketiga) kepada mukhatha (orang kedua, lawan bicara) yang ditandai dengan huruf {كَ} padakata “iyyaka”. Yang demikian itu memang sejalan karena ketika seorang hamba memuji kepada Allah, maka seolah-olah ia merasa dekat dan hadir dihadapannya. Oleh karena itu Allah berfirman

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan (QS. 1 : 5)

Ini merupakan dalil yang menunjukan bahwa awal-awal surat al-Fatihah merupakan pemberitahuan dari Allah yang memberikan pujian kepada diri-Nya sendiri dengan berbagi sifat-Nya yang Agung, serta petunjuk kepada hamba-hamba-Nya agar memuji-Nya dengan pujian tersebut.

Dalam Sahih Muslim, diriwayatkan dari al-‘Ala bin Abdurrahman, dari ayahnya dari Abu Hurairah ra, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَقُول اللَّه تَعَالَى قَسَمْت الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ فَنِصْفهَا لِي وَنِصْفهَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ إِذَا قَالَ الْعَبْد " الْحَمْد لِلَّهِ رَبّ الْعَالَمِينَ " قَالَ اللَّه حَمِدَنِي عَبْدِي وَإِذَا قَالَ " الرَّحْمَن الرَّحِيم " قَالَ اللَّه أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي فَإِذَا قَالَ : " مَالِك يَوْم الدِّين" قَالَ اللَّه مَجَّدَنِي عَبْدِي وَإِذَا قَالَ " إِيَّاكَ نَعْبُد وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين " قَالَ هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ " اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيم صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْت عَلَيْهِمْ غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ " قَالَ هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

“Aku telah membagi shalat menjadi dua bagian antara diri-Ku dengan hamba-Ku. Bagi hamba-Ku apa yang di minta. Jika ia mengucapkan “segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam”, maka Allah berfirman “ Hamba-Ku telah memuji-Ku”. Dan jika ia mengucapkan “maha Pemurah lagi Maha Penyanyang” maka Allah berfirman :”Hamba-Ku telah menyanjung-Ku”. Jika ia mengucapkan “Yang menguasai Hari pembalasan” maka Allah berfirman “Hamba-ku telah memuliakan-Ku”. Jika ia mengucapkan “hanya kepada Engaku kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan” maka Allah berfirman “Inilah bagian antara diri-Ku dan hamba-Ku. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta. Dan jika Ia mengucapkan “Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesata, maka Allah berfirman “Ini unutk hamba-Ku dan bagi hamba-ku pula apa yang ia minta.”

{Iyyakana’budu}didahulukan dari {wa-iyyakanasta’in}, karena ibadah kepada-Nya merupakan tujuan, sedangkan permohonan pertolongan hanya merupakan sarana untuk beribadah. Yang terpenting lebih didahulukan dari pada yang sekedar penting. Jika ditanyakan : Lalu apa makna huruf (nun - نَعْبُدُ-) pada firman Allah

{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}

Jika huruf (nun) itu dimaksudkan sebagai bentuk jamak, padahal orang yang mengucapkan itu hanya satu orang, dan jika untuk pengagungan, maka yang demikian itu tidak sesuai dengan kondisi?

Pertanyan diatas dapat dijawab : Bahwa yang dimaksudkan dengan nun (NA’budu/Kami beribadah) itu adalah untuk memberitahukan mengenai jenis hamba dan orang yang shalat merupakan salah satu darinya, apalagi jika orang-orang melakukannya secara berjama’ah, atau imam dalam shalat, memberitahukan tentang dirinya sendiri dan juga saudara-saudaranya yang berimana tentang “ibdah” yang untuk tujuan inilah mereka diciptakan.

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (QS. 1: 6)

قِرَاءَة الْجُمْهُور بِالصَّادِ وَقُرِئَ السِّرَاط وَقُرِئَ بِالزَّايِ قَالَ الْفَرَّاء وَهِيَ لُغَة بَنِي عُذْرَة وَبَنِي كَلْب

Jumhur Ulama membacanya dengan memakai huruf “shod” {ص}. Adapula yang membacanya dengan huruf “syin” {س}= ( السِّرَاط), serta ada juga membacanya dengan huruf “za” {ز}. Al-Farra’ mengatakan : Bacaaan ini merupakan bahasa Bani ‘udzrah dan Bani Kalb.

Setelah menyampaikan pujian kepada Allah Subhana wa Ta’ala dan hanya kepada-Nya permohonan ditjukan, maka layaklah jika hal itu diukitu dengan permintaan. Sebagaimana firman-nya :”Setengah untuk-Ku dan setengah lainnya unutk hamba-Ku. Dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta.[1]

Yang demikian itu merupakan keadaan yang amat sempurna bagi seorang yang mengajukaan permintaan. Pertama ia memuja rabb yang akan ia minta, kemudian memohonkan keperluanyya sendiri dan keperluan saudara-saudaranya dari kalangan orang-orang yang berimana, melalui ucapannya { اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ} (Tunjukilah kami jalan yang lurus)

Karena yan demikian itu lebih memudahkan pemberian apa yang dihajatkan dan lebih cepat dikanulkan. Untuk itu Allah Tabaraka wa Ta’ala membimbing kita agar senantiasa melakukannya, sebab yang demikian itu lebih sempurna.

Permohonan juga dapat diajukan dengan cara memberitahukan keadaan dan kebutuhan orang yang mengajukan permintaan tersebut, sebagaimana yang diucapkan Musa ‘alaihi sallam

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

"Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". (al-Qashash : 24)

Permintaan itu bisa didahului dengan meyebut sifat-sifat siapa yang akan diminta, seperti ucapan Dzun dan Nun (nabi Yunus ‘alaihi sallam)

لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (al-Anbiyya : 87)

Kata hidayah pada ayat ini berarti bimbingan dan taufik. Terkadang kata hidayah (mya’addi/transitif)[2] dengan sendirinya (tanpa huruf lain yang berfungsi sebagai pelengkapnya), seperti pada firman Allah Subhaana wa Ta’ala { اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ}, dalam ayat ini terkandung makna berikanlah ilham kepada kami, berikanlah taufik kepada kami, berikanlah rizki kepada kami atau berikanlah anugerah kepada kami.

Sebagaimana yang ada pada firman Allah

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS al-Balad : 10) artinya Kami telah menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan kejahatan. Selain itu dapat juga menjadi muta’addi dengan memakai kata “’ila”, sebagaimana firman Allah

اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. “ (an-Nahl : 121)

Maka hidayah dalam ayat diatas ialah dengan pengertian bimbingan dan petunjuk. Demikian juga dengan firman-Nya

وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu (Muhammad Shalalallahu ‘alahi wasallam) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syura’: 52)

Terkadang kata hidayah menjadi mu’addi dengan memakai kata “li” sebagaimana yang diucapkan oleh para penghuni surga {الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا } “"Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini” (QS: al-A’raf: 43), yakni Allah memberikan taufik kepada kami unutk memperoleh surga ini dan Dia janjikan kami sebagai penghuninya.

Sedangkan mengenai firman Allah { الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ }, Imam Abu ja’far bin Jariri mengatakan bahwa ahli tafsir secara keseluruhan sepakat bahwa “Shirathal mustaqim” adalah jalan yang terang dan lurus.

Kemudian terjadi perbedaaan penafsiran dikalangan mufaasir dari kalangan ulama salaf dan khalaf dalam menafsirkan kata shirath, meskipun pada prinsipnya kembali kepada satu makna, yakni mengikuti Allah dan Rasul-Nya.

Jika ditanyakan : “Mengapa seorang mu’min memohon hidayah pada setiap saat, baik pada waktu mengerjakan shalat maupun diluar shalat, padahal ia sendiri menyandang sifat itu. Apakah yang demikian itu termasuk memperoleh sesuatu yang sudah ada?

Jawabnya adalah tidak. Kalau bukan karena dia perlu memohon hidayah siang dan malam hari, niscaya Allah tidak akan membimbing kearah itu, sebab seorang hamba senantiasa membutuhkan Allah setiap saat dan situasi agar diberikan keteguhan, kemantapan, penambahan dan kelangsungan hidayah, karena ia tidak kuasa memberikan manfaat atau mudharat kepada dirinya sendiri kcuali Allah menghendaki.

Oleh karena itu Allah selalu membimbingnya agar ia senantiasa memohon kepada-Nya setiap saat dan supaya Dia memberikan pertolongan, keteguhahn dan taufik

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (al-Baqarah : 7)

وَقَوْله تَعَالَى : " صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْت عَلَيْهِمْ " مُفَسِّر لِلصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيم وَهُوَ بَدَل مِنْهُ عِنْد النُّحَاة وَيَجُوز أَنْ يَكُون عَطْف بَيَان وَاَللَّه أَعْلَم

Firman Allah Ta’ala yaitu { صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ}adalah sebagai tafsir dari firman-Nya (Shiratal Mustaqim/jalan yang lurus), dan merupakan badal[3] menurut para ahli nahwu dan boleh juga sebagai athaf bayan[4]. Wallahu a’lam

Orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah itu adalah orang-orang yang tersebut dalam surat an-Nissa, Allah berfirman:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (69)ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا (70)

Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (an-Nissa : 69-70)

Firman Allah (غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ) artinya bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (al-Baqarah : 7), jumhur ulama membaca “ghoiri” dengan memberikan kasrah pada huruf ra’ dan kedudukannya sebagai na’at (sifat).

Maka ayat ke-7 dari surat ini memiliki makna tunjukilah kepada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engaku karunia nikmat kepadanya, yaitu mereka yang memperoleh hidayah, istiqomah, dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta mengerjakan perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya. Bukan jalan orang-orang ynag mendapat murka, yang kehendak mereka telah rusak sehingga meskipun mereka mengetahu kebenaran, namun menyimpang darinya. Bukan juga jalan 0rang0rang yang sesat, yaitu orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, sehingga mereka berada dalam kesesatan serta tidak mendapatkan jalan menuju kebenaran.


[1] Lihat pembahasannya pada Tafsir Surah al-Fatihah yang ke 10

[2] Transitif adalaj kata kerja yang membutuhkan objek sebagi pelengkapnya, tanpa objek, kata kerja itu kurang lengkap. Conoth (Ali membuka al-Quran (membuka verb, dan al Qur’an adalah objeknya)

[3] Badal adalah merupakan Isim (kata benda) yang mengikuti isim sebelumnya dalam hokum bacaan.

[4] Athaf bayan adalah Isim yang mengikuti kepada isim sebelumnya, berupa jamid (isim yang bukan berasal dari kata kerja yang berfungsi seperti na’at (siffat/Keterangan) dalam menjelaskan makna yang di maksudkan isim tersebut kedudukannya dari isim yang di-ikuti seperti kedudukan kalaimat atau kata asing sebelumnya.


[i] Musytaq adalah isim (kata benda) yang terbentuk dari fi’ilnya (kata kerjanya)